5 Kali Dapat Penghargaan KLA, Pemkot Bengkulu Optimis Tahun Ini Naik Tingkat Menjadi Madya

Asisten I Pemkot Bengkulu, Eko Agusrianto--
RADAR BENGKULU - Asisten I Pemkot Bengkulu, Eko Agusrianto optimis penghargaan KLA tahun ini naik tingkat. Sebab, Pemkot Bengkulu sudah berbenah. Kota Bengkulu sendiri sudah mendapatkan 5 Kali Gelar KLA Pratama. Tahun ini ditargetkan naik tingkat menjadi Madya.
"Kita sudah 5 kali dapat penghargaan KLA Pratama. Sehingga, mudah-mudahan nanti bisa menjadi madya. Karena, konsen kita terhadap beberapa kekurangan hasil evaluasi itu sudah kita benahi," ujar Eko.
Apa saja yang sudah dibenahi selama ini?
Eko menjelaskan, Pemkot Bengkulu tengah mewujudkan sekolah layak anak. Kemudian, memberikan ruang kepada anak, perlindungannya, ruang untuk bermain, kesehatan anak, dan lainnya.
Ditambah dengan kolaborasi semua instansi terkait, Eko optimis predikat madya akan dapat diraih.
"OPD-OPD yang berkepentingan untuk megangkat predikat ini harus ikut berperan bersama-sama. Seperti misalnya dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, DP3AP2KB, PU, Bapenda dan lainnya," jelas Eko.
BACA JUGA:Ini Usulan Masyarakat Dalam Reses Erni Novita Anggota DPRD kota Bengkulu
BACA JUGA:Info Penting! Zona Berjualan di Pantai Panjang, Pedagang yang Menyalahi Aturan Silahkan Bongkar
Senada dikatakan Kadis Sosial Kota Bengkulu, Sahat Marulitua Situmorang saat diwawancarai terpisah. Menurut dia, kekompakan dan kolaborasi adalah kunci untuk meraih predikat madya KLA.
Menurut Sahat, yang terpenting adalah menjaga dan mengawasi anak-anak dimana pun mereka berada.
"Seluruh pihak harus bekerja. Harapan kita juga sampai camat, lurah, RT, RW memberikan perhatiannya kepada anak-anak di Kota Bengkulu, dan harus dimulai dari kita sebagai kepala keluarga harus peduli terhadap anak-anak kita," kata Sahat kepada RADAR BENGKULU.
Sahat melanjutkan, terkait penilaian KLA ini harus meningkatkan dari hari ke hari, bagaimana bentuk perhatian kepada anak, kualitas hidupnya, melindunginya, menjauhkan dia dari hal- hal yang belum patut mereka dapatkan.
"Jangan sampai ditemukan anak yang dipekerjakan, anak yang mendapat tekanan dari orangtuanya. Ini yang harus kita dorong," ujar Sahat.