Keuangan Terguncang: Ini Metode Koping Stres Finansial

Keuangan Terguncang: Ini Metode Koping Stres Finansial--
RADAR BENGKULU - Belakangan, dampak kebijakan tarif bea masuk yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bikin sejumlah negara ketar-ketir, tak terkecuali Indonesia jika dikenai tarif impor sebesar 32 persen. Meski kabar terbaru, Trump menundanya selama 90 hari, namun keputusan ini tak lantas bisa membuat lega.
Dampak pertama yang paling terasa adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Tak menutup kemungkinan, bakal merembet juga pada potensi kenaikan harga-harga barang.
Kalau sudah begini, tak hanya kesehatan finansial, tapi kesehatan mental pun bisa terganggu. Sebab tak jarang, ketika menghadapi masalah keuangan seseorang akan mengalami stres.
Nah, stres akibat masalah keuangan ini memiliki beragam dampak, diantaranya:
Insomnia atau kesulitan untuk tidur karena memikirkan hilangnya pendapatan dan tagihan yang belum dibayar.
Gangguan fisik seperti masalah pencernaan, sakit kepala, tekanan darah tinggi hingga turunnya berat badan karena melewatkan waktu makan untuk menghemat uang.
Menarik diri hingga mempengaruhi relasi. Seseorang dengan masalah keuangan cenderung membatasi kehidupan sosial yang dipicu rasa malu atau untuk menghemat pengeluaran.
Selain itu, masyarakat yang terdampak masalah ekonomi lebih rentan mengalami financial anxiety atau gangguan kecemasan yang dipicu karena kondisi keuangan.
Gangguan kecemasan ini akan memicu gejala seperti jantung berdebar, tubuh gemetaran, hingga serangan panik saat memikirkan keuangan. Bahkan jika gangguan kecemasan tersebut tak tertangani dengan baik dan terus berlanjut, maka bisa berpotensi menjadi depresi yang memicu kesedihan dan keputusasaan, terlebih jika terlilit utang.
Menurut Psikolog Klinis Mutiara Maharini, bicara antara kesehatan mental dan finansial itu ibarat mempertanyakan lebih dulu mana antara telur atau ayam. Kata dia, terkadang ada beberapa situasi dimana keadaan finansial membuat kesehatan mental seseorang jadi kurang baik.
Begitupula sebaliknya, ada beberapa momen lain ketika kesehatan mental kurang baik kemudian berujung membuat keadaan finansial juga menjadi kurang baik. Misalnya saat seseorang kurang mampu mengelola emosi akhirnya berperilaku impulsif dan sebagainya.
"Padahal sebenernya kan situasi ekonomi tuh faktornya banyak ya, bukan cuma faktor individu tapi kalau kesehatan mental kita udah kena mental bahasanya ya zaman sekarang, jadinya segala sesuatu kita bisa ngerasa ini salah kita, terus kita nggak mampu, kita mengecewakan orang lain. Biasanya dari awalnya stres itu bisa mengarah ke gejala depresi atau gejala kecemasan nah dari situlah pasti kebayang kesehatan mental kita ikut tidak baik-baik saja. Kita merasa kontrol di kehidupan kita, rasa percaya diri kita berkurang dan sedihnya lagi-lagi kedua hal ini justru yang membuat kita secara finansial makin gak terjaga. Sudah tau kita lagi dalam keadaan susah, sudah tahu kita tanggung jawabnya besar ke depannya, tapi karena emosi kita kurang baik-baik saja jadi kita malah bisa impulsif, " kata Mutiara Maharini kepada KBR.