Waspada Bencana Ekologi Libatkan Masyarakat dalam Pemulihan Hutan
Seiring masuknya tahun 2024, sejumlah daerah di Indonesia menghadapi ancaman bencana ekologi. Bahkan Bengkulu termasuk didalam daerah rawan bencana ekologi-ist-
Tidak hanya berkurang, kawasan hutan dan lahan di Bengkulu juga terlihat di citra sentinel yang mengindikasikan adanya lahan terbuka. Dari analisis yang dilakukan terdapat 142.466 ha, lahan terbuka. Selain dalam kawasan hutan, areal terbuka juga terpantau dalam berbagai pemanfaatan lahan lainnya, seperti pembukaan lahan di kawasan tambang, terpantau seluas, 3.719 ha, perkebunan sawit seluas 12.719 ha, perusahaan kehutanan 4.053 ha.
Adanya areal terbuka di Bengkulu ini, tidak hanya terjadi pada kawasan yang diizinkan, namun juga terjadi pada kawasan konservasi. Dari analisis yang dilakukan, kawasan terbuka dalam kawasan hutan terpantau seluas 35.044 ha. Seluas 7.633 ha, bukaan terpantau berada di hutan lindung dan 6.533 ha berada di kawasan taman nasional.
“Kondisi lahan yang terbuka baik dalam taman nasional, perkebunan, area pengguna lain menjadi penyebab berkurangnya kemampuan tanah dalam penyerapan air, sehingga air akan meluncur menjadi aliran permukaan. Kondisi ini lah yang menyebabkan banjir dan longsor,” katanya.