Waspada Bencana Ekologi Libatkan Masyarakat dalam Pemulihan Hutan

Seiring masuknya tahun 2024, sejumlah daerah di Indonesia menghadapi ancaman bencana ekologi. Bahkan Bengkulu termasuk didalam daerah rawan bencana ekologi-ist-

BACA JUGA:Kejari Bengkulu Utara Tetapkan Tersangka Dalam Kasus PNPM-MPD Air Napal

BACA JUGA:Daftar Laporan Awal Dana Kampanye Parpol ke KPU Mukomuko, Ada yang Rp 240 juta ada yang Rp 0

Pengelolaan sumber daya alam di Bengkulu memerlukan langkah-langkah konkret. KKI Warsi mencoba mendorong pengelolaan hutan berkelanjutan melalui skema perhutanan sosial, seperti di Desa Air Tenam. Pendampingan dilakukan untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat setempat.

 

“Desa Air Tenam menjadi contoh di mana sebagian besar wilayahnya termasuk dalam kawasan hutan. Inisiatif seperti program "Baby Tree" dan adopsi hutan di Desa Batu Raja R menjadi langkah kecil untuk pemulihan hutan dan pembentukan kembali tutupan hutan yang terdegradasi.” jelasnya

 

Langkah-langkah ini, meski terbilang kecil, diharapkan dapat menjadi contoh dan diadopsi di seluruh wilayah Bengkulu. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan perlindungan terhadap kawasan konservasi harus menjadi agenda bersama, melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan pemerintah. Hanya dengan sinergi ini, Bengkulu dapat memitigasi risiko bencana ekologi dan merestorasi keberlanjutan ekosistemnya.

 

Sementar itu senior advisor KKI Warsi Rudi Syaf, menjelaskan TIM Geographic Information System (GIS) KKI Warsi melakukan analisis citra satelit sentinel, dipadukan dengan pengamatan dari google earth, citra spot 6, SAS Planet untuk mengetahui kondisi tutupan hutan dan perubahan permukaan lahan berupa lahan terbuka di Provinsi Bengkulu. Hal ini dilakukan untuk melihat dan membangun kewaspadaan semua pihak dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana ekologi. 

 

Dari analisis diketahui tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 ha, atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu.  Dibandingkan dengan tahun 2022, tutupan hutan Bengkulu berkurang sebanyak 8.306  ha. 

 

“Perubahan tutupan hutan akan berpengaruh pada berkurangnya kemampuan bumi dalam menyerap air hujan, sehingga curah hujan berpotensi menjadi aliran permukaan,” kata jelasnya. 

BACA JUGA:Siap Perjuangkan, Wakil Ketua DPRD Kota Bengkulu Didatangi Guru-Guru

BACA JUGA:6 Pakaian Ini Disarankan Digunakan Saat Musim Hujan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan