Warning Bagi Petani Sawit, SE Gubernur Bengkulu Bolehkan Pabrik Tolak Buah Sawit Masyarakat

Warning Bagi Petani Sawit, SE Gubernur Bengkulu Bolehkan Pabrik Tolak Buah Sawit Masyarakat-Seno/RADAR BENGKULU-

(2) Besaran denda berupa pemotongan berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung menggunakan rumus sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Yang masih menjadi pertanyaan, apakah penerapan Permentan 13 tahun 2024 itu juga berlaku bagi petani sawit non kemitraan atau petani swadaya. 

Sebab, Permentan itu mengatur tentang pembelian tandan buah segar kelapa sawit produksi pekebun mitra. 

Sementara, petani sawit di Kabupaten Mukomuko dan Bengkulu umumnya adalah petani swadaya, non kemitraan. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut., M.Si mengimbau agar petani sawit memanen dan menjual TBS sawit berkualitas. 

"Kami imbau agar petani bisa mempedomani SE Gubernur itu. Buah yang dijual sesuai syarat penerimaan yang diatur Permentan 13 tahun 2024. Termasuk untuk tidak menyiram buah saat akan dijual ke pabrik," kata Rizon mengingatkan. 

Alur Buah Sawit Masyarakat 

Mayoritas, sebelum sampai ke tangan pabrik, buah sawit masyarakat di Kabupaten Mukomuko melalui beberapa perantara. 

Kebanyakan, khususnya petani kecil akan menjual buah sawit kepada pengepul atau tokeh. Dari tangan tokeh nanti akan melalui pihak delivery order (DO) baru sampai ke pabrik. 

Setiap perantara tersebut, biasanya ada selisih harga dengan harga di tingkat pabrik. Makanya, perbedaan harga tingkat petani biasanya lebih rendah Rp 100 hingga Rp 200 dengan harga pabrik per kilogram buah sawit.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan