Gubernur Bengkulu Janjikan Bantuan Untuk Rekonstruksi Rumah Warga Rindu Hati

Gubernur Bengkulu Janjikan Rp 45 Juta Untuk Rekonstruksi Rumah Warga Terdampak Longsor--
"Kami memahami kekhawatiran warga. Pembangunan tanggul permanen membutuhkan kajian mendalam dan anggaran yang tidak sedikit. Namun, kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkannya," ujar Rachmat.
Bencana longsor yang terjadi beberapa hari lalu telah menyebabkan puluhan rumah rusak berat dan ringan. Selain kerusakan properti, bencana ini juga mengakibatkan terganggunya aktivitas warga, terutama dalam hal ekonomi dan kesehatan. Menyikapi hal tersebut, pemerintah provinsi dan kabupaten bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan sembako, dana tunai, serta perlengkapan darurat.
Saiful Anwar, salah seorang warga Desa Taba Teret, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang telah diterima. "Alhamdulillah, bantuan sudah banyak yang masuk. Sekarang kami fokus membenahi rumah yang terdampak. Kami juga berharap ada upaya dari semua pihak untuk membangun pelapis tebing agar dapat meminimalkan dampak banjir saat hujan deras terjadi," ujar Saiful.
Bantuan yang diberikan tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga diarahkan untuk pemulihan jangka panjang. Pemerintah provinsi telah menyiapkan anggaran khusus untuk rekonstruksi rumah warga. Setiap rumah yang rusak berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 45 juta. Sedangkan rumah dengan kerusakan ringan akan mendapatkan bantuan perbaikan sesuai kebutuhan.
BACA JUGA:Karateka MTsN 2 Benteng Terus Ukir Prestasi
BACA JUGA:Dana BOP dan BOS Ditargetkan Cair sebelum Lebaran 2025
Meskipun bantuan telah disalurkan, warga setempat masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kondisi geografis daerah yang rawan longsor. Warga berharap pemerintah dapat segera membangun infrastruktur penahan longsor. Seperti tanggul permanen atau pelapis tebing, untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Namun, kami juga berharap ada solusi permanen untuk masalah longsor ini. Setiap musim hujan, kami selalu waswas karena tebing di sekitar permukiman rawan longsor," ujar Mariam, warga Desa Rindu Hati.