Mahasiswa Bengkulu Sayangkan Tindakan Represif Aparat dan Kecewa pada DPRD

Mahasiswa Bengkulu Sayangkan Tindakan Represif Aparat dan Kecewa pada DPRD--
Lantaran tidak diizinkan masuk ke halaman gedung DPRD Provinsi, aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian yang berjaga tidak terhindarkan. Sehingga, terjadi bentrok antar kedua belah pihak.
BACA JUGA:Masjid Al Mukminin Desa Air Lakok Mulai Tarawih
BACA JUGA:Pembangunan Kolam Retensi Bengkulu Terhambat Akibat Pemblokiran Anggaran
Selanjutnya, ketegangan itu pun reda setelah pihak kepolisian mengizinkan masa aksi masuk ke halaman gedung DPRD Provinsi Bengkulu lantaran ada satu anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang akan menemui para masa Aksi.
Akan tetapi kembali kekecewaan mahasiswa terjadi. Wakil ketua 3 DRPD Provinsi Bengkulu yang mendatangi mahasiswa tak mampu memenuhi keinginan mahasiswa, sehingga bentrok kembali terjadi lantaran pihak kepolisian memaksa membubarkan masa aksi. Sedang masa terus mendesak untuk masuk ke ruang rapat paripurna DPRD Provinsi Bengkulu.
"Aparat menggunakan kekerasan berlebihan, menyebabkan beberapa mahasiswa mengalami luka-luka," ungkapnya.
Mahasiswa menilai tindakan aparat tersebut sebagai bentuk represi terhadap kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat.
Aliansi mahasiswa menegaskan bahwa gerakan mereka tidak akan berhenti sampai tuntutan mereka dipenuhi.
"Kami berkomitmen untuk terus mengawal isu-isu rakyat. Jika tuntutan ini diabaikan, kami siap melakukan eskalasi dengan gerakan yang lebih besar dan terorganisir," tegas Julius.
Ia juga menekankan bahwa perjuangan ini bukan untuk kepentingan kelompok tertentu, melainkan untuk rakyat.
"Kami tidak akan mundur. Perjuangan ini adalah untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat," tutup Julius.
Aksi "Indonesia Gelap" dan konferensi pers ini mendapat perhatian luas dari masyarakat. Banyak pihak yang mendukung tuntutan mahasiswa. Terutama terkait isu lingkungan, reforma agraria, dan penolakan terhadap kebijakan yang dinilai merugikan rakyat kecil.
Namun, ada juga yang mempertanyakan metode perjuangan mahasiswa. Terutama setelah bentrokan dengan aparat.
Aliansi mahasiswa menyatakan akan segera menggelar rapat koordinasi untuk merencanakan aksi lanjutan. Mereka juga akan menjalin komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat sipil untuk memperkuat gerakan.
"Kami yakin, perjuangan ini akan membawa perubahan nyata bagi rakyat," pungkas Julius.