Pembangunan Kolam Retensi Bengkulu Terhambat Akibat Pemblokiran Anggaran

RADAR BENGKULU – Pembangunan dua kolam retensi di Kota Bengkulu yang direncanakan sejak 2021, terpaksa dihentikan sementara akibat pemblokiran anggaran. Hal ini disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Kolam Retensi, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII, Syaiful Rizal, S.T., dalam keterangan pers, Sabtu (1/3).
“In shaa Allah, kolam retensi atau waduk Bengkulu tetap menjadi prioritas Kementerian. Namun, saat ini prosesnya terhambat karena adanya rasionalisasi anggaran sesuai dengan Inpres terbaru,” ujar Syaiful.
Dua kolam retensi tersebut rencananya akan dibangun di dua kecamatan. Yaitu Ratu Agung dan Sungai Serut. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda wilayah tersebut. Saat ini, proses pembangunan telah memasuki tahap pengukuran lahan milik masyarakat yang terkena dampak pembebasan.
“Prosesnya sudah berjalan sejak 2021 dan dilakukan bertahap. Prinsipnya, kami ingin proyek ini cepat terealisasi,” jelas Syaiful.
Setidaknya, ada 100 bidang tanah milik masyarakat yang akan dibebaskan untuk pembangunan kedua kolam retensi tersebut. Total luas lahan yang dibutuhkan mencapai 11,2 hektare.
Meski telah memasuki tahap pengukuran lahan, proyek ini kini terhambat akibat pemblokiran anggaran. Kebijakan rasionalisasi anggaran berdasarkan Inpres terbaru memaksa penghentian sementara seluruh proses persiapan pembangunan.
BACA JUGA:Dinas LH Mukomuko Diminta Tangani Sampah Dapur Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Progres Pelunasan Biaya Haji Tahap 1 di Bengkulu Capai 76 Persen
“Untuk sementara, kegiatan terhenti. Namun, kami akan melanjutkannya begitu pemblokiran anggaran dibuka kembali,” kata Syaiful.
Ia memastikan bahwa ganti rugi lahan masyarakat akan dilakukan pada pertengahan 2025, asalkan pemblokiran anggaran dibuka setelah Idul Fitri mendatang.
Proses pengukuran lahan sendiri telah dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bengkulu bersama tim pelaksana.
Sebelumnya, anggaran sebesar Rp 45 miliar telah disiapkan untuk pembebasan lahan. Namun, akibat efisiensi anggaran, dana tersebut dipending dan diperkirakan akan diturunkan secara bertahap.
“Awalnya, hampir Rp 45 miliar disiapkan untuk pembebasan lahan. Namun, karena ada efisiensi, anggaran dipending. Kemungkinan, dana akan diturunkan secara bertahap,” terang Syaiful.
Syaiful menegaskan bahwa pembangunan kolam retensi ini sangat penting untuk mencegah banjir yang kerap melanda wilayah Ratu Agung dan Sungai Serut. Kedua kolam retensi tersebut akan mencakup empat kelurahan dan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah banjir di Bengkulu.