Teriakan dan Puisi Kekecewaan Orangtua Penerima BIM Menggema di Depan Kemendiktisaintek

Teriakan dan Puisi Kekecewaan Orangtua Penerima BIM Menggema di Depan Kemendiktisaintek--

Puisi tersebut menggema di depan Gedung Kemendiktisaintek, dengan lirik yang menyentuh hati, mengungkapkan betapa pentingnya kesempatan pendidikan yang layak bagi generasi muda Indonesia.

Meita menyatakan dalam puisinya bahwa mereka bukan hanya membutuhkan bantuan, tetapi sebuah kesempatan untuk melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.

Puisi bertajuk "Harapan di Ujung Pena" dibacakan oleh Ibu Meita asal Jakarta.

"Aku menulis dengan hati yang resah, tentang mimpi yang menjulang megah

Tentang langkah yang ingin melaju, namun terhenti di batas waktu

Di dadaku nyala tak padam, cita-cita yang kugenggam erat dalam

Aku ingin terbang menuntut ilmu membawa pulang cahaya untuk Bangsaku

Namun, dinding itu terlalu tinggi, biaya dan batasan mengunci diri

Maka kupanjatkan doa dan tinta pada negeri yang kucinta

Dengarlah suara anak negeri yang ingin berjuang tak ingin lari

Kami butuh pijakan, bukan belas kasih

Hanya satu pintu, sebuah kunci

Beasiswa bukan sekedar angka

Bukan hanya lembaran tanpa makna

Ia adalah harapan yang menjelma nyata

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan