Festival Durian II Padang Ulak Tanding, Panggung untuk 71 Varietas Durian Langka

Festival Durian II Padang Ulak Tanding, Panggung untuk 71 Varietas Durian Langka-RADAR BENGKULU-

RADAR BENGKULU  – Aroma durian yang khas menyeruak dari kawasan Padang Ulak Tanding (PUT), Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Minggu (19/1). Festival Durian II yang digelar Yayasan Hidup Semangat Bersama menjadi ajang adu keunggulan bagi 71 varietas durian. Dari jumlah itu, 54 di antaranya adalah durian langka dengan daging berwarna kuning, merah, hingga jingga. Sementara 17 varietas lainnya merupakan durian standar berisi putih.

Tidak hanya menyajikan pesta durian, acara ini juga menjadi momentum pelestarian kekayaan alam Bengkulu. Sekaligus, peluang ekonomi baru bagi para petani lokal. 

Hadir dalam acara puncak, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, mengapresiasi festival ini sebagai langkah strategis untuk melestarikan durian langka sekaligus mendorong inovasi pengolahan produk berbasis durian.

Festival ini bukan hanya soal mencicipi durian, melainkan juga memperkenalkan berbagai varietas durian yang jarang ditemukan di tempat lain. Salah satu sorotan utama adalah durian-durian langka khas Bengkulu yang memiliki keunikan warna daging buah. Beberapa varietas seperti durian jingga PUT dan durian merah Rimbawati mencuri perhatian pengunjung karena keindahan warnanya yang memikat.

BACA JUGA:Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bengkulu Masih Menghadapi Banyak Tantangan

BACA JUGA:Pemerintah Pusat Kucurkan Dana Rp 65,5 Miliar untuk Atasi Abrasi di Bengkulu

Dalam sambutannya, Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, mengapresiasi inisiatif festival ini. Ia menilai, durian langka Bengkulu bisa menjadi aset besar jika dikelola dengan baik. Tidak hanya untuk konsumsi segar, durian-durian ini juga berpotensi diolah menjadi produk turunan. Seperti es krim, selai, atau keripik, yang bisa mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Durian tidak hanya soal rasa, tetapi juga potensi ekonominya. Kita berharap petani durian bisa meningkatkan produktivitas, dan pemerintah akan mendukung pengembangan produk olahan berbasis durian untuk pasar yang lebih luas,” ujar Rosjonsyah.

Ia juga menambahkan bahwa festival ini menjadi upaya penting untuk melestarikan pohon durian langka yang mulai terancam keberadaannya.

 “Pohon durian jenis langka ini harus kita jaga. Jangan sampai generasi mendatang hanya mendengar cerita tentang durian-durian khas Bengkulu tanpa pernah merasakannya,” tegasnya.

Festival Durian II tidak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga menjadi magnet wisatawan dari luar daerah. Beberapa peserta festival datang dari provinsi tetangga. Seperti Sumatera Selatan dan Lampung. Mereka tidak hanya menikmati durian, tetapi juga belajar tentang budidaya dan keunikan masing-masing varietas.

Sejumlah petani lokal juga memanfaatkan acara ini untuk memamerkan produk mereka sekaligus menjaring pembeli potensial. Salah seorang petani durian langka, Suryadi, mengaku optimistis terhadap prospek ekonomi dari varietas unggulan miliknya. “Saya membawa durian jenis merah dan kuning ke festival ini. Banyak yang tertarik. Bahkan ada yang langsung pesan dalam jumlah besar,” ujarnya.

Selain itu, berbagai stan kuliner berbasis durian menjadi daya tarik lain. Produk-produk seperti pancake durian, es krim durian, dan jus durian laris manis dibeli pengunjung. 

Stan UMKM lokal pun tak kalah ramai, menjadikan festival ini sebagai ajang promosi besar-besaran.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan