Kalau kita tarik dalam dalam konteks modern saat ini, banyak ahli yang mengkaji secara mendalam mengenai efek syukur terhadap kesehatan mental dan fisik. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa individu yang secara rutin (istiqomah) mengungkapkan rasa syukur memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kesehatan yang lebih baik.
Penelitian ini mendukung dalil-dalil syukur yang ada dalam ajaran Islam, di mana syukur terbukti memberikan manfaat yang signifikan bagi manusia secara individu maupun manusia secara kolektif.
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak kisah yang menggambarkan sikap syukur kepada Allah SWT yang amat sangat tulus dan mulia yang dialami oleh para nabi dan rasul. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah kisah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat pandai bersyukur kepada Allah, terutama ketika Allah memberinya keturunan setelah bertahun-tahun menunggu.
Dalam Surah Al-Baqarah, Allah berfirman, "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia menyelesaikannya.
Allah berfirman, ''Sesungguhnya Aku menjadikanmu pemimpin bagi umat manusia.' Ibrahim berkata, 'Dan (bagaimana) dengan keturunanku?''
Allah berfirman, ''Janji-Ku tidak berlaku bagi orang yang zalim'" (QS. Al-Baqarah: 124).
Kisah Nabi Musa AS juga mencerminkan sikap syukur yang tinggi. Setelah Allah menyelamatkan Bani Israil dari penindasan Fir’aun, Nabi Musa mengajak kaumnya untuk bersyukur kepada Allah.
Dalam Surah Al-Ma'idah, Allah berfirman, "Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia menyelamatkan kalian dari tangan Fir'aun'" (QS. Al-Ma'idah: 20).
Sikap syukur Nabi Musa ini menunjukkan pentingnya mengingat dan menghargai setiap nikmat yang diberikan oleh Allah.Kisah Nabi Daud AS juga merupakan contoh nyata dari sikap syukur.
Kisah Nabi Daud AS yang dikenal memiliki suara yang merdu dan sering memuji Allah dalam setiap kesempatan.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Bersyukurlah kepada Allah atas nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kalian" (QS. Al-Ankabut: 46). Nabi Daud menunjukkan bahwa syukur dapat diekspresikan melalui pujian dan ibadah yang tulus kepada Allah.
Kisah Nabi Ayub AS yang tetap bersyukur kepada Allah meskipun mengalami ujian yang sangat berat yakni sakit yang berkepanjangan.
Ketekunan dan sikap syukurnya menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada hikmah yang dapat diambil. Sikap syukur Nabi Ayub menunjukkan bahwa syukur bukan hanya saat menerima nikmat, tetapi juga saat menghadapi cobaan.
Kisah-kisah ini tidak hanya menjadi teladan bagi umat Islam, tetapi juga mengajarkan kita bahwa syukur haruslah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam setiap cobaan dan nikmat, kita diajarkan untuk bersyukur dan mengingat Allah sebagai sumber segala kebaikan.