Moderasi Dalam Beragama

Drs. H. Henderi Kusmidi, M.H.I--

Khatib : H. Henderi Kusmidi

(Dosen UIN FAS Bengkulu & Imam Masjid Besar Jami’ Babussalam Kota Bengkulu)

Disampaikan di : Masjid Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Adapun dasar khutbah kita kali ini firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143 yang artinya :

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Ayat ini mengingatkan kepada kita semua bahwa Allah SWT memberi petunjuk pada umat-Nya untuk senantiasa menjadi umat yang wasathiyah. Yakni umat yang moderat, umat yang proporsional, berada di tengah dalam berbagai hal, khususnya moderat dalam beragama.

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk tidak beragama secara ekstrem, baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Dalam beragama pun, Allah SWT juga memerintahkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam agama. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 171 yang artinya:

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

 Salah satu tantangan umat Islam saat ini adalah menguatnya pemahaman ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme. Agama pada dasarnya tidak mengajarkan kekerasan dan kebengisan, maka pemahaman moderasi dan toleransi dalam beragama haruslah diberikan kepada para pemeluk agama, agar semua umat beragama bisa membuat tameng atau penghalang yang mampu untuk menjaga keutuhan bangsa ini agar semua umat beragama dapat hidup berdampingan dengan aman dan damai.

Perbedaan haruslah disikapi dan diterima sebagai suatu anugerah dari Allah SWT. Keragaman harus dijadikan sebagai ladang dalam beribadah untuk berlomba dalam berbuat kebaikan.

Indonesia adalah negara yang dianugerahi kebhinekaan suku, bangsa, budaya, bahasa, dan agama. Jika kita tidak moderat dalam bersikap, maka perbedaan yang ada akan saling berbenturan, sehingga rawan terjadi konflik dan perpecahan.  

Bersikap moderat adalah bersikap santai, biasa-biasa saja ini sebenarnya sudah dicontohkan oleh ulama-ulama terdahulu yang dengan bijak mampu berdakwah dengan menggunakan infrastruktur budaya.

Para ulama menanamkan prinsip yang memadukan agama, budaya, dan bangsa dalam satu tarikan napas. Kita sebagai Umat Islam harus berusaha mewujudkan ajaran mulianya untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, menciptakan kesejahteraan bersama, serta mewujudkan kemaslahatan umat manusia tanpa membedakan agama. Hal ini bisa dimungkinkan jika sikap toleran dan moderat menjadi prinsip utama dalam bermasyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan