Satu-satunya hal yang perlu diperhatikan dari film ini adalah Parker Finn terlalu sibuk berakting untuk membangun gejolak psikologis Skye Riley, sehingga 'pertarungan' dengan entitas senyum sang artis di babak ketiga terasa terlalu cepat dan babak terakhir terasa terburu-buru, meskipun film ini berdurasi 127 menit.
Pada akhirnya, Smile 2 menggunakan formula yang sama untuk mengekspresikan rasa takut seperti film pendahulunya dua tahun sebelumnya.
Namun, Parker Finn tentu saja meningkatkan ketegangan dengan menambahkan adegan-adegan yang lebih sadis dan berdarah, sudut pandang yang lebih membingungkan, dan aspek musikal dalam cerita.
Plot yang dibungkus dengan penampilan luar biasa dari para pemain bertabur bintang yang dipimpin oleh Naomi Scott, pada akhirnya membuat Smile 2 sukses dalam mengeksplorasi keterkaitan antara trauma dan hantu serta kemungkinan membuat para korbannya berada di ambang kegilaan.
Tampaknya memilih bintang pop global sebagai latar belakang karakter sekuel ini bukan hanya sebuah permainan baru bagi Parker Finn. Pekerjaan ini tampaknya sengaja dipilih sebagai pintu masuk untuk menjadikan Smile sebagai sebuah franchise, seperti film-film horor lainnya.