RADAR BENGKULU - Kehamilan membawa banyak perubahan pada tubuh seorang wanita, salah satunya adalah perubahan pada indra penciuman.
Bagi banyak ibu hamil, hidung menjadi lebih sensitif terhadap bau-bauan, dan ini bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan yang dialami.
Perubahan ini, yang sering disebut hiperosmia, dapat membuat bau yang sebelumnya biasa saja menjadi sangat kuat dan kadang-kadang mengganggu.
Selain itu, ibu hamil juga dapat mengembangkan ketidaksukaan terhadap bau tertentu yang sebelumnya tidak menjadi masalah.
Penyebab Perubahan pada Indra Penciuman Selama Kehamilan
Perubahan pada indra penciuman selama kehamilan sebagian besar disebabkan oleh lonjakan hormon, terutama hormon estrogen dan human chorionic gonadotropin (hCG).
Hormon-hormon ini memainkan peran besar dalam berbagai perubahan tubuh selama kehamilan, termasuk peningkatan sensitivitas terhadap bau.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Tempat Makan Durian Di Malaysia, Cocok Untuk Tujuan Wisata Kuliner
* Estrogen: Hormon estrogen yang meningkat selama kehamilan dapat mempengaruhi jaringan penciuman di hidung, yang menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadap bau.
Hal ini mungkin membantu menjelaskan mengapa banyak ibu hamil lebih peka terhadap bau makanan, parfum, atau bahkan bau tubuh.
* hCG (Human Chorionic Gonadotropin): hCG sering kali meningkat pesat pada trimester pertama kehamilan, yang bertepatan dengan waktu di mana banyak wanita mulai mengalami kepekaan penciuman yang lebih besar. Ini juga berkaitan dengan mual dan muntah yang umum terjadi pada trimester pertama.
Dilansir pada Mayo Clinic, berikut dampak dan tips mengelola perubahan pada indra penciuman selama kehamilan.
Dampak Hiperosmia pada Kehidupan Sehari-hari