Target Pengerukan Hingga 10 Meter LWS
RADAR BENGKULU – Gubernur Bengkulu, Prof. H. Rohidin Mersyah memastikan proses finalisasi kebutuhan anggaran untuk pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai masih dalam tahap pembahasan. Pengerukan ini menjadi solusi atas kondisi dangkal alur pelabuhan yang kini menghambat akses kapal besar untuk bersandar di pelabuhan di Provinsi Bengkulu.
"Jadi, sekarang mereka (pengusaha) sedang menyusun rencana anggaran biaya (RAB)," jelas Rohidin.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh aspek teknis dan anggaran dapat dirinci dengan tepat sebelum proyek pengerukan dimulai.
Pengerukan alur ini diperkirakan akan menelan biaya yang sangat besar. Bahkan mencapai miliaran rupiah. Sebagai pembanding, pengerukan terakhir yang dilakukan pada tahun 2020 oleh PT Pelindo menghabiskan dana sebesar Rp 42,1 miliar. Berdasarkan pengalaman tersebut, anggaran pengerukan tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda, terutama mengingat kondisi alur yang semakin kritis.
BACA JUGA:Pembangunan Mall Pelayanan Publik Kaur Akan selesai November
BACA JUGA:Presiden Jokowi Dijadwalkan Kunjungi Bengkulu Awal Oktober, Proyek Trans Enggano Jadi Sorotan
Rohidin menekankan bahwa finalisasi RAB menjadi kunci dalam proyek pengerukan ini. Selain untuk mengetahui besaran anggaran yang dibutuhkan, penyusunan RAB juga akan memuat rincian teknis mengenai alat dan metode yang akan digunakan dalam pengerukan.
"Semua teknisnya akan dibahas oleh pihak swasta. Termasuk penentuan alat yang tepat untuk pengerukan alur yang dangkal ini," tambah Rohidin.
Ia berharap agar proses penyusunan RAB bisa segera selesai, sehingga pengerjaan proyek dapat dimulai tanpa hambatan lebih lanjut.
Rohidin optimistis pengerukan ini akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan akses dan kapasitas pelabuhan. Saat ini, kondisi alur Pelabuhan Pulau Baai sudah sangat memprihatinkan, dengan kedalaman alur hanya sekitar 3,5 meter Low Water Spring (LWS).
Bahkan, saat air pasang, kedalaman alur berkurang menjadi sekitar 1,4 meter LWS, yang tentu saja tidak cukup untuk kapal-kapal besar berlabuh.
BACA JUGA:Bawaslu Akan Selidiki Penerima KIP Sebagai Tim Sukses Cakada
BACA JUGA:Kopi 98 Desa Tanjung Aur Kecamatan Maje Menjadi Juara 1 pada Cupping Show BI 2024
"Kondisi ini jelas tidak ideal untuk pelabuhan sebesar Pulau Baai. Kapal besar tidak bisa bersandar, sehingga aktivitas bongkar muat dan logistik di pelabuhan ini menjadi terhambat."