RADAR BENGKULU, SEMARANG - Saat ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan edukasi terhadap masyarakat terkait pencegahan stunting.
Seperti dikutip dari laman DISWAY.ID, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), Sukaryo Teguh Santoso mengakui tak mudah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Memang harus diakui tidak mudah ya mengedukasi mencerdaskan masyarakat tidak mudah ya," kata Sukaryo saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 25 Juni 2024.
Sukaryo mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam memberikan edukasi tersebut. Salah satunya yaitu faktor pendidikan.
"Pertama tingkat pendidikan saat ini juga masih relatif rendah. Daya serap keluarga ini tentu tidak secepat yang pendidikan tinggi," ungkapnya.
Lalu, kata dia, faktor kedua yaitu karena stunting harus betul-betul dialami. Menurutnya, banyak yang beranggapan jika anak yang mengalami stunting tersebut memiliki tubuh yang pendek.
BACA JUGA:Mendadak Kapolres Mukomuko Sidak HP Anggota, Langkah Perangi Judi Online
BACA JUGA: Pemkab Bengkulu Utara Sudah Siap Sambut Kepulangan Jamaah Haji
"Kedua, berbicara isu stunting ini harus didalami betul. Orang mengenal stunting itu pendek. Padahal, tidak semua pendek itu stunting. Ada yang mengatakan stunting penyakit. Itu penyakit sehingga tak perlu diobati," ungkapnya.
Ia pun menegaskan jika stunting bukan berasal dari turunan. Menurutnya, stunting disebabkan karena faktor makanan hingga lingkungan.
"Stunting itu bukan turunan. Stunting itu memang lebih pada tataran bagaimana pengasuhan yang baik dan faktornya tidak hanya makanan saja, tapi juga lingkungan," imbuhnya.
Ia menjelaskan hal-hal seperti itu perlu disosialisasikan secara sabar.