Khatib : Dr. HM. Nasron HK. M.Pd.I
Disampaikan di :Masjid Besar Jami’ Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
Jamaah Jumat yang berbahagia
Dalam kesempatan yang mulia, kita bersama-sama meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan senantiasa melaksanakan segala perintahNya dan berusaha secara maksimal meninggalkan segala laranganNya.
Dengan bekal takwa inilah, semoga kelak kita menjadi penghuni surga, amin ya rabbal ‘alamin.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Kemuliaan bulan Dzulhijjah sebagaimana dijelaskan oleh Al ‘Allamah Syaikh Abdul Hamid dalam kitab Kanzun Najah was Surur di dalamnya terdapat kewajiban haji (rukun Islam). Dalam bulan Dzulhijjah, semua doa akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Maka Allah SWT mengabadikan kemuliaan sepuluh hari Dzulhijjah dalam Al Qur’an yang artinya : “Demi fajar. Dan malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 1-2)
Ulama berbeda pendapat dalam memaknai ayat ini : Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram,termasuk di dalamnya hari ‘Asyura.
Sedangkan Imam Suyuthi mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah.
Pendapat mengenai sepuluh malam Dzulhijjah dalam Surat Al Fajr ditegaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Nashiruddin Addimasyqi Asy Syafi’i: “Ayat walayalin ‘aysr menggunakan kalimat nakirah (umum) karena malam-malam itu adalah paling utamanya malam dalam setahun. Maka pendapat bahwa itu sepuluh malam Dzulhijjah sangat sohih dan masyhur.
Jamaah Jumat yang berbahagia