Bulan Dzulhijjah Penuh Khidmat

Jumat 07 Jun 2024 - 07:36 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar

Arafah juga menjadi tempat puncak ibadah haji. Dan kemudian hari kesepuluh Dzulhijjah menjadi penyembelihan (nahr).

Jama’ah Jum’at yang berbahagia.

Rasa syukur Nabi Ibrahim AS atas tidak jadinya menyembelih putranya, diganti dengan menyembelih 1.000 kambing, 300 lembu dan 100 unta demi taat kepada Allah SWT.

Jelas sekali bahwa qurban ini menjadi ibadah sosial yang sangat mengangkat derajat para peternak hewan dan menjadi bukti emansipasi kepada kaum dlu’afa yang menerima manfaat pembagian daging qurban.

Di penghujung khutbah ini perlu ditegaskan kembali pentingnya umat Islam memuliakan agama dengan cara mengikuti seluruh perintah Allah SWT. Umat Islam yang sudah kaya harta, diwajibkan untuk haji ke baitullah. Termasuk disunnahkan melaksakanakan qurban.

Allah berfirman: Yang artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar: 1-3)

 

Jama’ah Jum’at yang berbahagia.

Hal terpenting lainnya adalah tentang memanusiakan bangsa dengan cara yang tepat mencintai tanah air (hubbul wathan). Kita tahu bahwa Makkah yang disanjung oleh Nabi Muhammad SAW sebagai titik sejarah peradaban. Bahkan di sekeliling Ka’bah (antara hajar aswad, makam Ibrahim dan sumur Zamzam) ada makam Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Syu’aib, Nabi Shalih dan 99 Nabi lainnya (kitab Manasik Haji karya Syaikh Shalih bin Umar Assamarani).

Dengan cara Nabi mencintai Makkah dan Madinah, maka kita pun bangsa Indonesia juga sangat perlu mencintai negeri tanah air ini dengan menjadikan negeri yang damai, Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Nabi Muhammad menyempurnakan syariat Islam dengan kesempurnaan iman melalui cinta tanah air. Termasuk di usia 30 tahun, Nabi Muhammad berhasil menyatukan Makkah dengan peletakan hajar aswad di samping pintu Ka’bah.

Jamaah Jumat yang berbahagia

Demikian khutbah singkat ini kami sampaikan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita tetap teguhkan bahwa agama Islam yang kita anut menjadi Islam Rahmatan lil ‘alamin, agama penebar kasih sayang.

Dan mari kita isi, hari demi hari hidup di Indonesia dengan teguh memegang ajaran agama Islam dan cinta tanah air dalam rangka menyempurnakan keimanan kita.

Kategori :