RADARBENGKULU.bacakoran.co - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu dalam Gelaran Pre-Event FEKDI 2024 mengadakan kegiatan History Talk dan Afternoon Tea di Benteng Marlborough Minggu, 5 Mei 2024.
Pre-Event Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024 ini merupakan kegiatan untuk memperingati 200 tahun atau 2 abad Traktat London. Sekaligus menelusuri sejarah, politik, ekonomi sosial dan budaya Provinsi Bengkulu.
Traktat London atau Perjanjian London adalah perjanjian antara Inggris dan Belanda yang ditandatangani 17 Maret 1824. Perjanjian ini dibuat sebagai dampak dari perubahan yang terjadi di Eropa.
Kekalahan Napoleon dalam perang Eropa di Leipzig pada April 1814 mempengaruhi politik di tanah jajahannya, termasuk Indonesia.
Indonesia, yang kala itu sedang dikuasai Inggris, akhirnya harus dikembalikan kepada Belanda. Akhirnya, Indonesia kembali diserahkan kepada Belanda pada 19 Agustus 1816.
Kegiatan History Talk & Afternoon Tea ini dibuka langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bengkulu, Darjana. Dalam sambutannya ia mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada para peserta atas hadirnya pada acara ini.
Kegiatan ini tidak lain adalah untuk mempelajari tentang sejarah dari Traktat London ini. "Traktat London 200 tahun yang lalu bukan hanya sebuah catatan sejarah, tetapi sebuah sumber inspirasi untuk mengembangkan industri pariwisata di Bengkulu,” ujar Darjana.
Gubernur Provinsi Bengkulu, Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA dalam sambutannya mengatakan bahwa sejarah itu dapat memberikan semangat bagi kita semua.
"Bagaimana sejarah itu dapat memberikan spirit semangat bagi kita, itu semua hanya bisa dilakukan kalau kita mendapatkan tentang catatan-catatan sejarah itu dengan benar dan pemahamannya juga dengan benar," ujar Gubernur Rohidin.
Setelah itu, Gubernur Rohidin menjelaskan bahwa dengan kita memahami lebih dalam terhadap sejarah, itu dapat mengambil inspirasi untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan yang lebih optimis.
Gubernur Rohidin menambahkan, titik sejarah ini harus kapitalisasi daerah sekarang yang akan datang, sehingga nantinya kebijakan dari sisi pembangunan infrastruktur secara nasional harus memposisikan Bengkulu sebagai wilayah yang strategis.
"Bagaimana sejarah tentang masa lalu ini menjadi bukti sesuatu yang besar untuk pembangunan Bengkulu dan Indonesia kedepannya," kata Gubernur Rohidin.
Menurutnya juga, apa yang dilakukan oleh Inggris di Bengkulu ini harus kita lakukan sebuah nilai yang positif dan harus dimaknai dengan anak muda generasi sekarang.
Selain itu, ini akan menjadi lebih baik lagi jika Indonesia bagaimana menceritakan tentang perkembangan kesejarahan keuangan rupiah yang sekarang pada pemakaian uang digital dan sebagainya.
"Ini semua sebuah perkembangan sejarah yang sangat besar. Terutama di sektor keuangan, yang kita tidak mungkin berjalan mundur," tutur Gubernur Rohidin.(nau)