Khutbah Idul Fitri Tahun 2024: Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan

Selasa 09 Apr 2024 - 19:20 WIB
Reporter : tim redaksi
Editor : Syariah muhammadin

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Imam Muslim) 

Terampuni dosa-dosa di sini adalah حَقُّ الله (haqqu Allah) atau hubungan manusia dengan Allah. Sedangkan apabila terjadi kekhilafan antar sesama manusia, maka akan terampuni apabila mereka saling memaafkan, saling meridhoi. Oleh sebab itu mari kita buang sifat sombong & angkuh kita, egoisme kita dengan senantiasa membuka pintu maaf dan memohon maaf jika khilaf. Dan seyogianya kita melakukan hal itu secara langsung mumpung kita masih hidup di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di dalam kitab Riyadus Shalihin, Abu Hurairah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sahabat menjawab, Orang yang muflis (bangkrut) di antara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta. 

Rasulullah SAW bersabda: Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan salat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim)

 

Kaum muslimin wal muslimat yang mulia. 

Nuansa hari raya seperti sekarang ini kita pasti membayangkan saat-saat begitu indahnya kebersamaan kita, berkumpul dan bercengkrama dengan sanak saudara, kita peluk cium tangan kedua orang tua kita dengan rasa haru, kita meminta maaf atas salah dan khilaf kita. Namun semua itu hanyalah masa lalu dan tinggal kenangan saja karena mereka telah tiada dan lebih duluan dipanggil Allah SWT. Mereka hanya butuh kiriman doa tulus dari anak keturunan dan dzurriyat-dzurriyatnya.  

Baginda Rasulullah SAW memberikan tuntunan agar kita selalu berbakti kepada orang tua, menghormati mereka dan mengingat jerih payah serta menyambung dan menjaga silaturrahmi antar sesama saudara kandung, kita lahir dan besar dari rahim ibu yang sama dan bapak yang sama. 

Demikian tinggi derajat kedua orang tua kita sehingga berbuat baik terhadap orang tua adalah ibadah yang sangat di cintai Allah SWT. Suatu ketika sahabat Abdullah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amal apakah yang dicintai Allah; beliau bersabda:

 عَن عبدِ الله قاَل سألتُ النَبي صلى الله عليه وسلم أيُّ العَملِ أَحَبُّ إِلىَ الله عَزَّ وَجَلَّ قَالَ الصَّلاةُ عَلىَ وَقْتِهاَ قَالَ ثُمَّ أَيّ قاَلَ بِرُّ الوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيّ الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ 

BACA JUGA:Mengepel Lantai Tanpa Bau Amis, Cukup Campurkan Air dan Bahan Ini

Dari Abdulullah RA berkata, saya bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, Apakah amalan yang lebih dicintai Allah? Jawab beliau, Shalat dalam waktunya. Kemudian apa? Berbakti terhadap kedua orang tua. Kemudian apa? Berjuang di jalan Allah. Kemudian ada hadits yang kedua yang artinya, Diceritakan dari Sahabat Abdullah bin Amr, ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, Saya ingin berjihad ya Rasulullah. Nabi menjawab, Apakah ibu bapakmu masih hidup, laki-laki tersebut menjawab, Masih. Nabi bersabda: Berjuanglah menjaga kedua orang tuamu.

Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah Makna Idul Fitri selanjutnya adalah kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan. Diawali dengan saling memaafkan, saling berkunjung dan bersilaturahim mempererat dan menyambung kembali orang-orang yang terputus dengan kita sebagaimana hadits shahih Imam Bukhari Muslim beliau bersabda:

 مَنْ أحبَّ انْ يُبسطاَ لهُ فيِ رِزقِهِ وَيُنْسَأَ لهُ فيِ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه 

Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditunda ajalnya (dipanjangkan usiannya) maka hendaknya menyambung hubungan familinya. (HR. Bukhari dan Muslim)

 الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد 

Kategori :

Terkait

Kamis 08 Aug 2024 - 20:25 WIB

Memaknai Nilai-Nilai Kemerdekaan

Jumat 05 Jul 2024 - 03:58 WIB

Bahaya Wabah Judi Online

Senin 17 Jun 2024 - 23:18 WIB

MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM

Senin 17 Jun 2024 - 05:29 WIB

Kisah Teladan Keluarga Nabi Ibrahim AS

Senin 17 Jun 2024 - 05:27 WIB

Memaknai Arti Kurban