RADAR BENGKULU - Pensiunan guru dan staf Tata Usaha (TU) SMAN 5 Kota Bengkulu mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap polemik yang terjadi terkait Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) di tahun 2024.
Polemik ini dinilai mencoreng nama baik SMAN 5 yang selama ini menjadi sekolah favorit siswa di Provinsi Bengkulu.
Salah seorang pensiunan guru, Nismah, M.Pd, menyatakan kekecewaannya sebagai seorang guru SMA yang telah berjuang untuk meningkatkan kemampuan siswa SMAN 5 sehingga sekolah itu menjadi favorit.
Menurutnya, kejadian ini tidak hanya merugikan siswa yang tereliminasi, tetapi juga menciderai dunia pendidikan secara luas.
"Sekolah seharusnya menjadi tempat untuk mendidik manusia yang bermartabat dan sukses. Kejadian ini bukan hanya menyentuh satu atau dua siswa yang terkena dampak, tetapi juga reputasi sekolah dan citra pendidikan kita," ujar Nismah Rabu, 6 Maret 2024.
BACA JUGA:Korlantas Polri, Jasa Raharja, dan Stakeholders Gelar Rakor Kesiapan Operasi Ketupat 2024
Nismah, yang menjadi perwakilan pensiunan guru dan staf TU, berharap kepala sekolah yang baru nantinya mampu mengembalikan nama baik sekolah tersebut.
Dia menyatakan bahwa sebelumnya tidak pernah ada kasus manipulasi nilai di sekolah itu, sehingga perlu dilakukan penegakan hukum terhadap oknum yang terlibat.
Kasus ini tidak hanya berdampak pada sekolah, tetapi juga pada masa depan siswa yang terlibat.
"Kami akan mengirim surat terbuka kepada pemerintah Provinsi Bengkulu, menyuarakan keprihatinan kami, dan menekankan pentingnya penanganan kasus ini secara tuntas," tambahnya.
Nismah menambahkan bahwa kasus ini berpotensi mengurangi minat pelajar untuk masuk ke SMAN 5, sehingga perlu langkah konkret untuk memulihkan nama baik sekolah tersebut.
"Maka kami minta kasus ini diusut tuntas agar nama baik SMA kembali," katanya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu telah merespons cepat atas permasalahan yang terjadi di SMAN 5.