"Tujuan utama kami adalah memastikan aksesibilitas tetap terjaga, baik di jalan provinsi maupun nasional," imbuhnya.
Menurut Tejo, penempatan alat berat di lokasi rawan merupakan bagian dari strategi penanganan bencana yang cepat dan efektif.
"Begitu ada laporan longsor, tim kami bersama BPJN bisa langsung bergerak. Kami tidak ingin ada kemacetan panjang yang mengganggu perjalanan masyarakat selama Nataru."
Langkah ini juga didukung dengan penyiapan tim lapangan yang siaga selama 24 jam.
"Tim akan terus memantau kondisi cuaca dan melaporkan jika ada potensi longsor. Dengan kesiapsiagaan ini, kami harap segala kendala di lapangan bisa diminimalkan," lanjut Tejo.
Libur Nataru tahun ini diprediksi berbarengan dengan curah hujan tinggi akibat fenomena cuaca ekstrem. Oleh karena itu, kesiapan menghadapi kondisi darurat menjadi prioritas utama Dinas PUPR.
BACA JUGA:Pemkab BU Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Literasi dan Inklusi Keuangan
BACA JUGA:Cegah TGR, BOS Diminta Dikelola Sesuai Aturan
"Kita tidak ingin bencana alam seperti longsor mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di masa liburan ini."
Selain itu, Dinas PUPR juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat melintasi jalur rawan longsor, khususnya di malam hari atau saat hujan deras. "Keselamatan adalah yang utama. Kami sarankan masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan," tuturnya.
Dengan kesiapan alat berat, koordinasi lintas lembaga, dan tim siaga, Tejo optimistis arus lalu lintas selama Nataru dapat berjalan lancar. "Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Libur Nataru harus menjadi momen yang aman dan nyaman bagi semua," pungkasnya.