Meski demikian, ketimpangan antarwilayah tetap menjadi tantangan.
Kabupaten Seluma, misalnya, mencatat IPM terendah di Provinsi Bengkulu dengan angka 70,98 poin. Sebaliknya, Kota Bengkulu memimpin dengan IPM 83,95, satu-satunya wilayah yang berstatus "sangat tinggi" (zona hijau) dalam pembangunan manusia.
"Sebanyak sembilan kabupaten lainnya masih berada di kategori IPM tinggi, dengan nilai antara 70 hingga 80."
BACA JUGA:Pleno KPU Provinsi Bengkulu Dijadwalkan Tanggal 7 Desember
BACA JUGA:UMK Kota Bengkulu Tahun 2025 Diprediksi Akan Menyentuh Angka Rp 2,9 Juta
Sebagai wilayah dengan capaian IPM tertinggi, Kota Bengkulu menunjukkan bagaimana investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan ekonomi mampu mendorong kualitas hidup warganya.
"Keberhasilan Kota Bengkulu bisa menjadi model bagi kabupaten lain, terutama dalam hal penyediaan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang merata."
Namun, tantangan besar tetap ada. Kabupaten dengan IPM rendah perlu dukungan lebih besar dari pemerintah provinsi dalam bentuk kebijakan yang terfokus pada pemerataan akses layanan dasar.
Kenaikan IPM Bengkulu tahun 2024 memang patut diapresiasi, tetapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Pemerintah daerah diharapkan mampu mengambil langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan antarwilayah dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di daerah yang masih tertinggal.
"Dengan upaya bersama, kita bisa mendorong pembangunan manusia di Bengkulu menuju kategori yang lebih tinggi. Namun, ini memerlukan komitmen semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat."