Ernalia dan suaminya, Fuad Suryawan, mewarisi resep tersebut dari ibunya, Suad Albaroroh, seorang guru taman kanak-kanak.
Ernalia pertama kali bercerita Bu Suad, ibu mertuanya telah membuatkan Legondo hanya untuk suguhan keluarga dan tamu di hari pertama Lebaran.
"Suami saya adalah generasi ke-3. Dia adalah putra terakhir Bu Suad dan kebetulan juga suaminya sendiri, jadi saya berkontribusi untuk melestarikan makanan tradisional ini," kata ernalia.
Legondo Bu Suad awalnya bernama Legondo Legok. Kemudian pada tahun 2018 berganti nama menjadi Legondo Bu Suad.
"Dulu disebut Legondo legok. Karena lokasi rumah ibunya kebetulan berada di kecamatan Legoc," kata ernalia.
"Bu Suad asli Sabrangrowo, Borobudur, rumah ibu saya masih ada, tapi disumbangkan ke panti asuhan," tambahnya.
Legondo ini dijual dalam beberapa kemasan. Semua paket Legondo dikemas dengan Besek (sejenis kotak kecil yang terbuat dari anyaman bambu).
Paket kecil berisi 5, Sedoso isi 10, Selangkung isi 25, dan paket besar berisi 50. Selain paket-paket tersebut, pembeli dapat menentukan isi dari jumlah paket tergantung selera.