Menghidupkan Kembali Nilai Patriotisme dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Bengkulu

Rabu 13 Nov 2024 - 07:32 WIB
Reporter : Tim redaksi
Editor : Herdi

RADAR BENGKULU - Hari Pahlawan bukan sekadar perayaan simbolik tahunan semata. Ia juga adalah seruan agar kita menyelami kembali arti sejati patriotisme dan intelektualisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peringatan Hari Pahlawan 2024 ini, khususnya di Provinsi Bengkulu, menjadi kesempatan untuk merenungkan peran nilai-nilai luhur ini dalam menjawab tantangan zaman.

BACA JUGA:Biasakan Minum Air Putih Hangat Setiap Pagi Hari, Ini Manfaatnya

BACA JUGA:Panas, APK Paslon Bupati-Wakil Bupati Mukomuko Dirusak

Di tengah perubahan sosial yang pesat, ajakan untuk menegakkan patriotisme dan mengembangkan kecerdasan intelektual menjadi relevan untuk membangun masyarakat yang tangguh dan mandiri.

Dalam pertemuan bersama delegasi pemuda dari berbagai wilayah Bengkulu  di Lingkar Barat Kota Bengkulu, Minggu, 10 November 2024,  Rohidin Mersyah mengajak generasi muda untuk menjadikan perjuangan pahlawan lokal sebagai sumber inspirasi.

Menurut Rohidin, pahlawan-pahlawan dari berbagai penjuru Bengkulu—dari Mukomuko hingga Kaur—telah memberikan teladan dalam mempertahankan martabat bangsa.

Ia menekankan pentingnya kembali pada nilai-nilai luhur yang mereka wariskan, terutama di tengah godaan materialisme dan sikap apatis masyarakat modern terhadap isu sosial. Bagi Rohidin, nilai-nilai kepahlawanan ini adalah pondasi utama dalam membangun Bengkulu yang berdaya saing, mandiri, dan bermartabat.

Bengkulu memiliki jejak sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak sosok pahlawan dari provinsi ini yang mengorbankan diri melawan penjajah, melawan penindasan, serta menolak upaya perampasan identitas bangsa. Nama-nama seperti Ratu Samban dari Rejang dan Burniat dari Tanjung Terdana, Bengkulu Tengah.

Ratu Samban, adalah simbol perlawanan terhadap penindasan kolonial yang tidak kenal takut. Semangat juangnya melampaui batasan geografis dan waktu, menginspirasi generasi muda untuk mengangkat kembali semangat perjuangan demi mempertahankan nilai-nilai bangsa.

Kegigihan dan perjuangan Ratu Samban dalam mempertahankan tanah kelahirannya, serta kecintaannya yang mendalam terhadap Bengkulu, menjadikannya sosok yang layak untuk dikenang dan dihormati. Nama Ratu Samban tidak hanya sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga simbol semangat juang yang harus terus hidup dalam ingatan kita. Mengabadikan nama Ratu Samban sebagai Simpang Lima Ratu Samban di Kota Bengkulu adalah bentuk penghormatan yang tepat atas kontribusinya terhadap daerah ini.

Sebagai masyarakat Bengkulu, kita wajib menjaga dan merawat nama ini agar tetap melekat dalam hati dan sanubari setiap generasi, sebagai warisan yang penuh makna.

Burniat, di sisi lain, juga dikenal sebagai pejuang yang tak kenal lelah dalam melawan penjajahan, seorang sosok yang membuktikan bahwa keberanian dan tekad bisa menjadi senjata paling ampuh dalam menghadapi imperialisme. Burniat tidak hanya sekadar tokoh dalam narasi sejarah, tetapi juga adalah pahlawan sejati yang melawan ketidakadilan dengan penuh keberanian.

Namun, tidak hanya pada masa sebelum kemerdekaan, Bengkulu juga melahirkan pahlawan-pahlawan di era pasca-kemerdekaan yang tak kalah penting. Pahlawan nasional seperti Ibu Agung Fatmawati dan Hazairin berperan besar dalam mempertahankan NKRI. Ibu Fatmawati, sebagai penjahit bendera pusaka, memberikan simbol bahwa perjuangan tak harus selalu berwujud angkat senjata; setiap tindakan yang memperkuat semangat nasionalisme adalah bentuk perjuangan yang nyata.

Hazairin, seorang intelektual yang disegani, berjuang melalui gagasan-gagasan yang mengangkat harkat dan martabat hukum di Indonesia. Melalui pemikiran kritis dan semangat intelektualnya, Hazairin menunjukkan bahwa kemerdekaan bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari upaya menciptakan bangsa yang cerdas, mandiri, dan berdaulat.

Kategori :