Sebagai Manusia Kita Harus Tahu, Beberapa Jenis Penyakit Hati
Orang yang berutang umumnya merasa tertekan dan jika tidak sanggup membayar, rela melakukan perintah apa saja (qahru ar-rijal) dari orang yang mengutangi asalkan lunas, bahkan rela menjual diri dan kehormatannya, karena ia dalam kendali pihak yang memberi-poto ilustrasi-
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” (Qs Al-Lail: 8-11).
Kikir muncul karena berlebihan cinta harta, merasa hartanya miliknya sendiri, takut harta hilang, takut miskin dan merasa tidak butuh orang lain. Sifat ini banyak ditemui saat seseorang memiliki kecukupan harta. Di sinilah, manusia diuji untuk saling berbagi.
6. Takut (al-Jubnu)
Takut berarti tidak berani menghadapi kenyataan atau dimaksudkan pengecut, seseorang yang tidak siap memenuhi tanggung jawab. Jiwa penakut cenderung berbohong agar kesalahannya tertutupi dan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Akibatnya, muncul rasa was-was dan ragu dalam berkata dan bertindak, pesimis, dihantui bayangan kegagalan dan sulit menentukan sikap di saat penting, karena tidak memiliki keberanian moral.
Menghindari al-jubnu dengan mempersiapkan semua urusan yang akan dihadapi. Ibnu Hazm berkomentar, “Bersiaplah menghadapi sesuatu yang tidak disukai, berkurang sedihmu bila sesuatu itu datang. Kegembiraanmu semakin besar dan berlipat bila datang padamu, sesuatu yang kau sukai, dan tidak diperkirakan sebelumnya“.
7. dan 8. Terlilit utang (dhal’u al-Dain) dan dikuasai orang (qahru ar-rijal)
Orang yang berutang umumnya merasa tertekan dan jika tidak sanggup membayar, rela melakukan perintah apa saja (qahru ar-rijal) dari orang yang mengutangi asalkan lunas, bahkan rela menjual diri dan kehormatannya, karena ia dalam kendali pihak yang memberikan piutang. Berutang dalam Islam dibolehkan. Berdosa jika seseorang tidak melunasinya.