Jumatan Berkualitas
Ahmad Sidik, S.Mn--
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Iman dan Taqwa Sebagai Bekal dalam Menghadapi Kesulitan Hidup di Era Modern
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Empat Golongan yang Diharamkan Masuk Neraka
Murid bisa menyimpang aqidahnya disebabkan karena dia berguru kepada narasumber yang punya penyimpangan aqidah. Sehingga sangat disayangkan ada orang yang telah mencurahkan tenaganya, waktunya, untuk belajar ilmu agama, tapi dia salah karena gurunya adalah orang yang punya penyimpang. Dan kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (dari kehadiran ulama-ulama jahat) yang bisa menggiring manusia ke arah neraka.
2. Hatinya terbuka
Syarat yang kedua adalah: “Hatinya terbuka”
Hati terbuka artinya dia punya niat dari awal untuk menerima tausiyah. Seperti yang kita singgung di awal, ada sebagian besar masyarakat yang ketika dia hadir Jumatan tujuan besarnya hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban. Dia sama sekali tidak punya keinginan untuk menambah ilmu pengetahuan agama, hatinya ditutup rapat dari awal. Kalau seperti ini yang terjadi, maka bagaimana mungkin tausiyah itu bisa mengendap dalam hatinya?
Sehingga kalau orang tidak punya niat sama sekali untuk membuka diri, untuk kemudian terbuka terhadap agama, maka ilmu agama tidak akan merasa pada dirinya.
Jamaah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Ada satu fenomena yang kita bisa saksikan di masyarakat. Kita begitu terbuka dalam masalah berita, tapi tertutup dengan ilmu agama. Masya Allah, untuk berita kita selalu mengejar, sehingga tidak hanya cukup berita melalui HP, kita juga menghadirkan berita melalui radio, melalui televisi, sehari-hari kita isi waktu kita dengan membaca dan mendengarkan berita.
Padahal kalau kita bandingkan, mana yang lebih dibutuhkan oleh manusia, ilmu agama ataukah berita? Tentu saja semuanya sepakat akan menjawab pengetahuan agama lebih kita butuhkan dibandingkan berita.
Anda bisa bayangkan, andaikan waktu yang kita gunakan untuk membaca berita kita gunakan untuk membaca tafsir Al-Qur’an, atau kita gunakan untuk membaca Riyadhus Shalihin yang isinya kumpulan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tentu akan ada tambahan ilmu yang bermanfaat.
Lebih dari itu, jamaah.. Bahwasanya orang yang melakukan dzikrullah, salah satunya adalah dengan membaca Al-Qur’an atau membaca Tafsir Al-Qur’an, maka itu akan bisa menjadi penenang hati. Sangat berbeda ketika kita membaca berita. Kami sangat yakin, kita ketika membaca berita pasti selesai itu sakit hati. Apalagi muncul ketegangan dalam dunia politik. Sehingga kita lihat pengaruh buruknya, orang yang selesai membaca berita, entah dia komentar apa atau dia sakit hati. Sehingga berita ini sebenarnya adalah menambah penyakit bagi hati kita.
Makanya para ulama mengatakan:
“Sering menyebut makhluk (isinya berita) adalah sumber penyakit dan sering menyebut Khaliq itulah obatnya.”