Warga Kembali Mengeluh Soal Sulit Dapatkan Pertalite, Ini Kata Pertamina

kelangkaan Partalite di SPBU Bengkulu-RADAR BENGKULU-

Di sisi lain, pemerintah daerah juga diharapkan dapat berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan kebutuhan BBM subsidi ini terpenuhi dengan baik, mengingat Partalite masih menjadi bahan bakar yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Dengan situasi yang berlangsung saat ini, para pengendara berharap adanya solusi konkrit untuk mengatasi kelangkaan Partalite di Kota Bengkulu. 

BACA JUGA:Pertamina Beberkan Penyebab Antrean BBM di SPBU Kepada Gubernur Rohidin

BACA JUGA:Antrean Panjang di SPBU Bengkulu Diduga Karena Pasokan BBM Dikurangi

"Kami masyarakat membutuhkan kepastian agar tidak lagi kesulitan mendapatkan bahan bakar," katanya.

Langkah jangka pendek seperti peningkatan kuota harian dan pendistribusian yang lebih merata mungkin dapat menjadi solusi untuk mengurangi antrean panjang di SPBU. 

Namun, upaya jangka panjang juga perlu dipikirkan, terutama dalam hal memastikan ketersediaan BBM subsidi yang memadai di tengah permintaan yang terus meningkat.

"Seharusnya Pertamina dan pemerintah   dapat bersinergi dalam menciptakan sistem distribusi BBM yang lebih baik, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tanpa kendala, seperti saat ini," harap Andri.

BACA JUGA:General Manager Pelindo Tegaskan Kepemilikan Sah Lahan TPI Bengkulu

BACA JUGA:Bawaslu Teruskan Laporan Kades Tidak Netral di Pilgub ke Kemendagri

Di sisi lain, Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Bengkulu, Mochammad Farid Akbar, memberikan penjelasan terkait fenomena kelangkaan ini.

 Saat dikonfirmasi, ia menyebut bahwa kuota BBM jenis Partalite yang dikirim ke SPBU Km 6,5 dan Km 8 hanya 16 kiloliter (KL) sesuai permintaan dari pihak SPBU. 

"Setelah kami cek, memang benar hari ini kami mengirimkan 16 KL Partalite sesuai permintaan SPBU. Namun, untuk SPBU lainnya seperti SPBU Panorama dan Pagar Dewa, masih ada stok Partalite yang tersedia," jelas Farid saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp.

Lebih lanjut, Farid mengungkapkan bahwa pembatasan kuota ini terjadi karena dua SPBU tersebut ingin lebih fokus pada penjualan BBM Non Subsidi pada malam hari.

 "Dua SPBU tersebut memang hanya meminta 16 KL Partalite karena mereka ingin mengutamakan penjualan BBM Non Subsidi di malam hari," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan