Kisah Sumarno, Petani Jagung Binaan BSI Maslahat yang Berhasil Berdayakan Masyarakat

Kisah Sumarno, Petani Jagung Binaan BSI Maslahat yang Berhasil Berdayakan Masyarakat-ist-

Kesuksesan ini tercermin dari perluasan lahan yang signifikan. Dari hanya 1 hektar di awal 2022, kini Kelompok Tani Mulyo mengelola 4 hektar lahan jagung. Pertumbuhan ini menjadi bukti nyata keberhasilan program pemberdayaan yang dijalankan.

 BACA JUGA:BSI Maslahat Ditunjuk Sebagai Nadzir Program Kota Wakaf Wonosari Gunung Kidul

BACA JUGA:BSI Maslahat Berbagi Sembako Dan Bantuan Renovasi Masjid Dalam Perjalanan Kemaslahatan di Kaki Gunung Lawu

Berbagi Keberkahan melalui Zakat

 

Yang lebih membanggakan, sejak tahun pertama menjalankan usaha jagung benih, Kelompok Tani Mulyo sudah mampu menunaikan zakat. Total zakat yang telah disalurkan mencapai Rp15,87 juta, dengan rincian Rp1,5 juta di tahun pertama, meningkat menjadi Rp3,5 juta di tahun kedua, Rp4,87 juta di tahun ketiga, dan Rp6 juta di tahun keempat.

 

"Bisa berzakat adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami. Ini bukti bahwa rezeki yang kami terima bisa memberi manfaat bagi sesama," tutur Sumarno dengan rendah hati.

 

Tidak hanya berzakat, kelompok tani ini juga berkontribusi dalam pembangunan desa. Mereka berhasil membangun Joglo Pertemuan senilai Rp55 juta dan meningkatkan kualitas sumur wakaf dengan meng-upgrade pipa dari 4 inch menjadi 6 inch, menggunakan dana Rp25 juta dari keuntungan usaha.

 

"Joglo ini menjadi pusat kegiatan dan musyawarah kami. Sementara peningkatan saluran air sangat membantu sistem irigasi pertanian," jelas Sumarno.

 

Sumarno mengungkapkan strategi pembagian hasil usaha yang diterapkan: 50% untuk pengembangan usaha, 17,5% dibagikan ke petani, 2,5% untuk zakat, 5% untuk royalti pemulia, dan 25% untuk operasional. "Dengan pembagian ini, kami bisa berkembang sambil tetap memperhatikan kesejahteraan anggota dan kewajiban sosial," tambahnya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan