Reses, Ketua DPRD Mukomuko Berbagi Tips Pengusulan Pembangunan yang Sistematis

Kegiatan reses Ketua DPRD Mukomuko, M. Ali Saftaini-Seno/RADAR BENGKULU-

RADAR BENGKULU, MUKOMUKO - Ketua DPRD Kabupaten Mukomuko, M. Ali Saftaini, SE memanfaatkan masa reses untuk turun langsung menyapa masyarakat, menampung aspirasi dan mempererat silaturahmi dengan konstituen. 

Pada hari Kamis, 15 Agustus 2024, M. Ali berkunjung menemui masyarakat Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang dan Desa Tanjung Mulya, Kecamatan XIV Koto. Pertemuan dipusatkan di Balai Desa Sumber Makmur. 

Pada kesempatan itu, Ali berbagi tips atau cara mengusulkan pembangunan ditengah perencanaan pembangunan yang sekarang ini disusun secara sistematis. 

Kalau usulan yang disampaikan oleh masyarakat, baik melalui Pemerintah Desa (Pemdes) ataupun mengusulkan langsung, kata Ali, Pemkab Mukomuko maupun anggota DPRD memiliki ruang untuk mengakomodir usulan. 

BACA JUGA:6 Tempat Wisata Pantai di Pulau Jawa Ini Bisa Masuk Daftar List Liburan Kamu, Apa Saja? Mari Dicatat

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Dapat Kuota 500 Formasi CASN dari Menpan-RB

"Jadi, perencanaan itu disusun secara sistematis. Diawali dari Musrenbangdes, dilanjutkan Musrenbangcam, dan musyawarah rencana pembangunan kabupaten. Program pembangunan yang diakomodir di APBD tidak boleh keluar dari usulan yang tertuang di Musrenbangcam," sampai Ali.

"Nanti, saat Musrenbangdes, sepakati 4 sampai 5 usulan pembangunan yang akan diusulkan ke Musrenbangcam. Pak Kades dan tokoh yang diundang dalam Musrenbangcam nanti pertahankan usulan itu di Musrenbangcam. Kalau sudah masuk dalam list usulan Musrenbangcam, anggota dewan bisa memperjuangkan agar bisa diakomodir. Dana aspirasi Dewan tidak boleh keluar dari Musrenbangcam," papar Ali. 

Pada kesempatan tersebut, disesi diskusi, masyarakat menyampaikan aspirasi kepada Ketua DPRD Mukomuko. Pertama, persoalan harga gabah yang kerap anjlok ketika panen raya. Kemudian soal jadwal pengeringan irigasi yang belum berpihak kepada petani pangan. 

Masyarakat Desa Sumber Makmur, khususnya yang berada di perbatasan Sumatera Barat mengeluhkan tapal batas antara Bengkulu dengan Sumbar. 

 

"Soal harga gabah memang masih menjadi persoalan, lantaran sering turun ketika panen raya. DPRD sudah mendorong agar pemerintah mencari penampung. Selain itu juga mencari solusi agar gabah bisa disimpan dengan aman dan bisa dijual saat harga tinggi. Kalau soal jadwal pengeringan, nanti DPRD akan menyampaikan dan mengkaji bersama-sama dengan Pemkab Mukomuko," kata Ali memberi tanggapan. 

Soal tapal batas, Ali yang sudah 15 tahun menjadi anggota DPRD Mukomuko memahami persoalan ini. Kata Ali, keputusan Kemendagri mengenai tapal batas saat ini, merugikan Provinsi Bengkulu. 

"Pemkab dan DPRD, saya dan Pak Bupati sudah audiensi dengan Kemendagri. Tapi memang belum berhasil. Kami juga sudah menyampaikan kepada DPD RI dari Bengkulu untuk mengkaji tapal batas, agar tidak terjadi permasalahan ditengah masyarakat," ujarnya lagi memberi tanggapan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan