Sejarah Nama Kelurahan Kebun Tebeng Kota Bengkulu
Sejarah Nama Kelurahan Kebun Tebeng Kota Bengkulu-poto ilustrasi-
radarbengkulubacakoran.co - KEBUN TEBENG ini juga merupakan salah satu nama kelurahan unik di Kota Bengkulu. Kelurahan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Ratu Samban. Mengapa daerah ini dinamakan Kebun Tebeng? Bagaimana ceritanya, seperti biasa, ikuti saja tulisan Wartawan Harian Radar Bengkulu berikut ini.
AZMALIAR ZAROS, Bengkulu
Daerah Kebun Tebeng ini, kata Ngadiran Nadi (80) sudah ada sejak zaman dahulu. Daerah ini penuh dengan pohon kelapa. Walaupun daerah ini milik pribumi, lanjut bapak yang tinggal di Jln Merapi RT 16 RW 4 No.69 Kebun Tebeng, tanah ini bukan milik orang pribumi.
Akan tetapi tanah ini milik orang China. Namanya, Mr. Liem. Dia menguasai tanah ini bekerjasama dengan kompeni Belanda. Liem ini memberi uang kepada Belanda.
’’Sebagai bukti tanah ini milik Liem, tanah ini dipatok sebanyak 4 tiang,’’jelasnya kepada Radar Bengkulu kemarin (12/3).
Tanah ini, lanjutnya, tidak digarap mereka. Tanah itu dibiarkannya hutan begitu saja.
Bahkan, Liem ini juga tidak berani tinggal di sini. Liem itu tinggal di Pasar Baru Koto Kampung. Sebab, penduduk di daerah itu ramai. Karena di Barukoto itu termasuk pusat Kota Bengkulu pada zaman dahulu.
Karena daerah itu tidak digarap, katanya, orangtua Ngadiran menumpang tinggal disana. Disini orangtuanya berkebun. Yang ditanam waktu itu adalah kelapa, palawija, ubi kayu. Lokasi tempat tinggal orangtuanya itu dahulu di RT 14 sekarang ini. Yaitu dekat perbatasan dengan Kelurahan Sawah Lebar.
Pohon Kelapa ini, lanjutnya, disiapkan oleh tuan tanah tadi. Namun, mereka yang menanamnya itu harus menjual kepada tuan Liem. Setiap panen, anak buah Liem datang untuk membelinya.
Menumpang disini, lanjutnya, tidak asal numpang. Mereka harus membayar sewa. Sewanya itu pada zaman dahulu Rp 25/hektare sebulan. Orangtuanya itu hanya menyewa tanah 1 hektare.
Lebih lanjut dikatakan, yang banyak berkebun di sini dahulu adalah orang Jawa. Mereka ini sebelumnya merupakan tenaga kontrak yang diambil oleh kompeni untuk dipekerjakan di Pagar Alam dan Bukit Daun. Mereka ini dikontrak selama 3 tahun. Setelah habis kontraknya, mereka dilepas begitu saja. Karena tidak ada sanak dan famili, mereka akhirnya ke Bengkulu mencari tempat untuk bekerja. Karena di daerah ini ada orang Jawa, mereka akhirnya memilih tempat ini untuk bekerja. Jumlahnya waktu itu yang menggarap tanah ini ada 25 orang. Semuanya berkebun kelapa. Kemudian mereka kawin di sini.’’Orangtua saya kawin di Tebeng ini dan saya ini lahir di Kebun Tebeng ini tanggal 4 Januari 1930,’’jelasnya.
Daerah ini dinamakan Kebun Tebeng, lanjutnya, karena kebunnya itu adalah nebeng atau menumpang tinggal. Tebeng dalam kamus bahasa Indoensia artinya menumpang tanpa harus membayar karena bukan milik pribadi.
Karena kebunnya nebeng tadi, akhirnya warga menyebutnya Kebun Tebeng. Artinya, kebun menumpang.