MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM

Drs. H. Henderi Kusmidi, M.H.I--

Oleh: Drs. H. Henderi Kusmidi, M.H.I

(Dosen UIN FAS Bengkulu & Imam Masjid Besar Jami’ Babussalam Kota Bengkulu)

Disampaikan di Masjid Al-Hijrah Jl. Mandiri 3 RT.9 RW.05 Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu

Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.

Segenap puji dan syukur bagi Allah, Tuhan Maha Kuasa, Pemilik alam semesta, yang telah menciptakan manusia dan makhluk lainnya. Dia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sekutu bagi-Nya dengan sesuatu apapun.

Shalawat dan salam semoga  tercurah untuk  junjungan kita, pemimpin ummah, penghulu segala nabi, nabi akhirruzaman, idaman bagi setiap orang yang beriman, dia adalah Nabi Muhammad Saw, yang tidak ada lagi nabi setelahnya. Salam sejahtera juga kita sampaikan untuk  istri, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia dengan ajaran Islam dan bingkai iman.

Lantunan takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh penjuru dunia sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang sedang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan seluruh rangkaian manasik ibadah haji.

Bersamaan pula disini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan pemotongan hewan kurban setelah shalat Idul Adha dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah haji dan kurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim AS. Karena sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim as harus kita teladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Terhormat.

Nabi Ibrahim adalah model ideal seorang pemimpin umat.  Kepemimpinan umat manusia diberikan Allah SWT kepadanya setelah melewati serangkaian ujian dalam bentuk perintah dan larangan. Saatnya kita mengambil momentum untuk membicarakan nabi yang agung ini di pagi hari ini, agar kita mengetahui sejarah perjuangannya, kita ambil keteladanannya, dan menapak sepak terjangnya guna mendapatkan sosok pemimpin yang sifat dan prilakunya dengan Nabi Irahim as. Sangat pantas Allah mengabadikanya dalam Alquran sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.” (QS: 16: 123).

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Mulia.

Nabi Ibrahim AS telah memperoleh mahkota kepemimpinan dengan sangat tangguh, pasca melewati rentetan ujian demi ujian dari Allah SWT. Allah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Ibrahim dijadikan pemimpin yang ideal karena telah melewati beberapa rangkaian fit and proper test. Dia diperintahkan dengan berbagai kewajiban yang harus dijalankannya, maka dia pun melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan menyempurnakannya. Sungguhnya ujian-ujian itu dapat kita tiru dalam kehidupan ini khususnya bagi seorang pemimpin umat.

Adapun ujian itu antara lain: Allah SWT mengujinya dengan jalan menghadapi raja Namrud dan menantang kebijakannya. Raja Namrud tergolong penguasa super power, otoriter, dan keras serta zholim, penguasa yang sangat kuat, pemerintahannya dijalankan dengan kekuatan bala tentara dan pendukungnya yang setia, sehingga Nabi Ibrahim AS menantangnya dan memberinya petunjuk ke jalan yang benar. Tentu saja Namrud dengan sombong dan arogansinya menolak dan menghukumnya. Ia menyalakan api unggun untuk melemparkan Nabi Ibrahim AS ke dalamnya. Para penghuni langit pun geger atas peristiwa yang menegangkan ini, maka turunlah Malaikat Jibril AS menawarkan pertolongan, tetapi Nabi Ibrahim AS menjawabnya, “Kalau pertolongan itu hanya dari kamu maka tidak perlu, tetapi kalau itu dari Allah maka sesungguhnya Dia lebih mengetahui keadaanku tanpa aku harus meminta-Nya.”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan