Memaknai Arti Kurban

Prof. Dr. KH. Zulkarnain Dali, M.Pd--

Khatib Idul Adha: Prof. Dr. KH. Zulkarnain Dali, M.Pd (Rektor UINFAS Bengkulu)

Disampaikan di : Masjid Besar Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu

Kaum muslimin jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah

Dalam suasana gembira saat ini, kita merayakan hari raya Idul Adha, berkumpul di tempat ini melantunkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai ungkapan rasa syukur serta terima kasih kita kehadirat Allah SWT. Kita agungkan asma Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Hari ini adalah hari Raya Haji atau hari Raya Kurban yang penuh keistimewaan. Karena pada saat ini, jutaan umat Islam berasal dari seluruh penjuru dunia sedang melaksanakan ibadah haji dengan mengumandangkan takbir dan talbiyah silih berganti.

Hari ini juga, kita mengenang sejarah kurban yang diawali oleh dua hamba Allah yang sholeh melaksanakan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim AS ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengurbankan putra kesayangannya. Ismail AS lewat mimpi yang benar.

Tidak dapat kita bayangkan, bagaimana kegembiraan hati orang tua yang telah lama mendambakan generasi pengganti dirinya dari sekian tahun lamanya, dan bagaimana tingkat kecintaannya terhadap putra tunggal, anak kandung sibiran tulang,cahaya mata, pelepas rindu, tiba-tiba harus dijadikan kurban, merenggut nyawa anaknya oleh tangan ayahnya sendiri. Namun, cintanya kepada Allah SWT jauh lebih besar dan jauh lebih di atas segala -galanya daripada cintanya kepada anak, istri, harta benda dan materi keduniaan lainnya.

Oleh karena itu, Nabi Ibrahim AS, dalam dialognya seperti yang dilukiskan dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan di dalam Al-Qur’an surat Ash-Shafaat : 102 :

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!"

Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; in shaa Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar."

Dalam suasana yang sangat mengharukan itu, dan detik-detik yang amat menegangkan, saat Ismail AS sudah dibaringkan untuk dilakukan penyembelihan seperti yang dikisahkan, bahwa bukanlah Ismail yang tersembelih, melainkan atas kekuasaan dan kebesaranNya, tiba-tiba Allah SWT mengganti dengan seekor kibas besar yang dibawa oleh malaikat jibril.

Hadirin dan hadirat jamaah Iddul Adha rahimakumullah

Inilah dasar sejarah disyariatkannya berkurban  bagi ummat Islam yang punya kemampuan untuk melaksanakan kurban satu tahun sekali pada hari raya Idul Adha.

Berkurban memiliki makna mulia jika hakikat berkurban itu dapat kita pahami dengan baik. Berqurban bukanlah sekadar ritual tanpa makna, atau tradisi tanpa arti. Berkurban, harus mampu  menggugah perasaan pelakunya untuk menghayati apa yang tersirat dan tersurat dari pelaksanaan ritual tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan