Anggota TNI Gugur Lagi di Papua, IMPA Demo di Depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu

Demo Mahasiswa Papua--

RADAR BENGKULU - Rakyat Indonesia khususnya Masyarakat Provinsi Bengkulu berduka atas gugurnya prajurit 2 perajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), pasca diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Pos TNI Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Kamis (30/11). 

Salah satu dari 2 korban tersebut yakni warga RW 05, Desa Kota Bani, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu bernama Pratu Anumerta Muhammad Fadli, anggota TNI AD dari satuan Batalyon 411 Jawa Tengah. 

Dibalik duka tersebut, sejumlah mahasiswa Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Bengkulu melakukan demo di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu pada Jumat, 1 Desember 2023 sekitar pukul 10.00 WIB. 

Puluhan massa yang hadir membawa spanduk bertuliskan tuntutan kemerdekaan Papua, dengan satu spanduk besar yang menegaskan, Cukup sudah Indonesia menjajah bangsa Papua' dilengkapi dengan gambar Bendera Bintang Kejora.

BACA JUGA:Pemprov Sudah Tindak Lanjuti Tuntutan Mahasiswa Soal Konflik Agraria

Aksi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam tersebut, secara berganti masa aksi melakukan orasi dengan meneriakan Papua Merdeka. 

Koordinator aksi unjuk rasa, Arie Mujangge, saat diwawancarai wartawan dalam menyampaikan bahwa peringatan 1 Desember adalah momen penting sebagai hari kemerdekaan West Papua Barat yang diakui secara internasional. Arie Mujangge menegaskan bahwa solidaritas mahasiswa Papua menuntut Presiden Joko Widodo memberikan kebebasan kepada Bangsa Papua.

BACA JUGA:Gubernur Rohidin Mersyah Serahkan DIPA dan Daftar TKD Tahun 2024

"Hari ini 1 Desember tepatnya peringatan kemerdekaan West Papua Barat yang diakui Internasional. Maka kami dari solidaritas mahasiswa Papua menuntut Presiden Jokowi memberikan kebebasan kepada Bangsa Papua merdeka," ungkap Arie.

Menurut Arie, bangsa Papua telah memiliki identitas nasional yang jelas, seperti wilayah yang mapan, lambang negara, lagu kebangsaan, dan bendera negara. Namun, menurutnya, identitas tersebut telah dimanipulasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. "Bangsa Papua sudah berhak merdeka karena sudah memiliki bendera, lambang negara, lagu kebangsaan, dan lainnya. Jadi kami kesini menuntut kemerdekaan bangsa Papua," tegasnya.

 

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan