Menghidupkan Al-Quran Dalam Kehidupan

Imron Rosadi--

Kedua, Al-Quran adalah petunjuk pelaksanaan kehidupan yang terjamin orisinalitasnya. Sebagai undang-undang kehidupan, Al-Quran satu-satunya kitab yang tahan uji dari berbagai upaya penyelewengan atau perusakan Al-Quran. Seperti komitmen Allah SWT dalam firmannya yang artinya : ''Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9).

Tidak ada kebatilan yang mendatanginya, baik dari depan maupun dari belakang (Al-Quran itu adalah) kitab yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagiMaha Terpuji. (QS. Fushilat: 42)

Komitmen Allah SWT dibuktikan dengan adanya mukjizat Al-Quran yang mudah dihafal, dipahami dan diamalkan. Ini sesuai tabiat bahasa arab yang mudah dihafal, mudah dipahami dan diamalkan. Demikian juga banyak kita lihat ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian

Al-Quran, tumbuhnya mujaddid (pembaharu) yang selalu menjaga dan mengembalikan Islam pada kemurniannya. Suburnya taman pendidikan Al-Quran, TPA, TPQ, TK Al-Quran dan sebagainya. Sehingga bila ada satu huruf saja yang diganti, pasti Allah SWT akan membeberkan kejahatan orang-orang yang mencoba merusak Al-Quran.

Ketiga, Al-Quranlah satu-satunya undang-undang kehidupan yang paling pas bagi manusia dan segenap semesta raya. Karena Al-Quran memberi garansi bahwa Al-Quran adalah petunjuk abadi bagi manusia.

Oleh karena itu, jika Allah SWT memberi taufik kepada kita untuk menyempurnakan ibadah Ramadan kali ini dalam rangka menaati Allah SWT, maka hal itu merupakan hidayah yang patut disyukuri. Karenanya kita mesti rajin bergaul dengan Al-Quran.

“Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Ketika amaliyah Ramadan dapat kita sempurnakan dan dianjurkan dengan ucapan serta sikap syukur kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan mengabulkan semua permintaan dan permohonan kita.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Imam Hasan Al Banna Ketika mengulas ayat ini mengatakan bahwa Allah SWT amat dekat kepada hamba-Nya pada bulan Ramadan. Tentang keistimewaan bulan Ramadan di sisi Allah ditegaskan sendiri oleh Allah SWT melalui hadist qudsi. “Jika bulan Ramadan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan di belenggu, kemudian datang seorang penyeru dari sisi Allah yang maha benar, wahai pencari kejahatan, berhentilah !

Dan wahai pencari kebaikan, kemarilah!”(HR. Bukhari dan Muslim) Pintu pintu surga dibuka karena manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu karena manusia beralih kepada kebaikan. Sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari -hari dan malam-malam Ramadan merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan Allah SWT agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya.

Begitu juga kitab suci Al-Quran bahkan telah menjamin bagi orang berpijak diatasnya tidak akan tersesat selamanya. Allah Azza Wa jallah berfirman.

“Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar.” (QS. Al-Isra’: 9)

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:  “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila berpegang kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.”

BACA JUGA:Meraih Kemenangan Sejati

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan