Menghidupkan Al-Quran Dalam Kehidupan
Imron Rosadi--
Khatib : Imron Rosadi
Dari : Masjid Besar Al-Amin, Jalan RE Martadinata Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu
Bulan Ramadan adalah bulan berjuta nikmat. Karena, Al-Quran pertama kali diturunkan pada bulan ini dan pada bulan ini pula turun anugrah Lailatul qadar.
Diturunkannya Al-Quran adalah untuk penyadaran umat bahwa Al Quranlah petunjuk yang sempurna dan paripurna bagi orang-orang bertaqwa (Al-Baqarah: 2) sebagai petunjuk kehidupan, Al-Qur’an mengarahkan langkah kehidupan kita, parameter serta barometer segala kehidupan kita. Allah SWT menegaskan bahwa petunjuk Al-Quran paling
terjamin kesempurnaannya mengatur masalah syariat dan tata cara pelaksanaannya (Al-Maidah: 48, 50) maupun kemurnian (ashalah dan
orisinalitas) ajarannya (Al-Hijr: 9).
Namun sayang umat Islam baru kembali kepada Al-Quran kala menghadapi masalah. Al-Quran hanya untuk pelarian bila tidak ada lagi cara lainnya. Berarti Al-Quran yang asalnya adalah “cahaya kehidupan” yang harus di depan langkah kita, baru diambil ketika “tersandung dan jatuh”. Mestinya tidak bersikap demikian. Bila kita ingin sukses dunia akhirat, Al-Quran harus selalu ada di depan kita dan memandu seluruh amal kita.
Mengapa kita harus berpatokan kepada Al-Quran ?
Pertama, karena Al-Quran memuat segala aturan atas setiap persoalan kehidupan kita, dan jawabannya atas segala masalah manusia. Ini logis karena Al-Quran diturunkan oleh sang Maha pencipta, Yang Maha Mengetahui seluruh ciptaan-Nya dan segala bentuk seluk beluknya yang sangat rinci. Hanya Allah SWT yang paling pantas menentukan aturan kehidupan ini. Sebagai gambaran paling mudah misalnya sebuah pabrik melemparkan produk motor ke pasaran. Pabrik tentu merancang mesin sesempurna mungkin, sehingga pabriklah yang paling tahu seluk-beluk motor yang dilempar ke pasaran.
Di samping melempar produk, pabrik akan menyertakan “caution”, yakni petunjuk penggunaan dan perawatan mesin. Gunanya agar motor dapat berjalan dengan baik selama mengikuti petunjuk perawatan. Seperti ketentuan check-up, ganti oli, perawatan mesin, bahan bakar yang mesti digunakan, beserta larangan atau pantangannya.
Bagi yang “patuh” motor dijamin awet, tahan lama, dan dapat berfungsi baik sebagaimana mestinya. Tapi bagi mereka yang “tidak patuh” masih baru sudah dipreteli, maka dijamin tidak akan tahan lama umur motor tersebut.
Demikian juga manusia diciptakan oleh Allah SWT dilengkapi aturan “perawatan” jika tertib terhadap aturan main, in shaa Allah dijamin awet, lancar dan bahagia dunia akhirat, serta membahagiakan diri dan orang lain.
BACA JUGA:Memaknai Nuzulul Quran
BACA JUGA:10 Hikmah Puasa Ramadhan yang Dapat dipetik Umat Islam, Salah satunya meningkatkan ibadah!!