Sudah jadi Gunung, Inilah Kondisi Terkini Sampah di TPA Air Sebakul Kota Bengkulu
Gunung sampah yang ada di TPA Air Sebakul Kota Bengkulu kebanyakan dipenuhi sampah jenis plastik--
RADAR BENGKULU - Kondisi lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang berlokasi di Air Sebakul,Kota Bengkulu sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab, dengan banyaknya sampah yang menumpuk sudah menjadi gunung dan menimbulkan bau busuk.
Kusman (41), salah seorang pegawai Dinas Lingkungan Hidup yang beralamat Jl.Mangga 04,Taman Remaja,Kota Bengkulu,TPA Air Sebakul ini mengatakan, TPA Sampah Air Sebakul itu memang sudah lama berdiri. TPA itu dibuka pada tahun 1991. Kurang lebih 33 tahun lamanya. Hanya mengandalkan lahan yang terbatas. Hanya 6,8 hektare. Sedangkan untuk TPA sendiri bagusnya minimal 15-20 hektare.
TPA Air Sebakul kedepannya tidak akan dipindahkan ke tempat lain. Sebab, pemerintah daerah telah berencana untuk menambahkan lahan pada TPA Air Sebakul seluas 5 hektare. Ini karena Kementerian Lingkungan hidup tidak mengizinkan lagi adanya penambahan/pemindahan lokasi TPA Bengkulu maupun seluruh Indonesia.
Setiap harinya sampah yang masuk Ke TPA Air Sebakul mencapai 450-600 kubik/harinya. Kebanyakan adalah sampah seperti plastik. Untuk alat pengangkutan sampah ada sebanyak 13 dump truk dan 11 truck arm roll yang menyebar ke seluruh Kota Bengkulu.
"Untuk kedepannya saya pribadi berencana untuk mengurangi tumpukan sampah dengan cara sampah yang sudah sangat lama itu digali/kerok kembali menggunakan alat berat. Sehingga bisa dikembalikan ke tanah lagi.Dan juga bisa dijadikan pupuk sebagai media tanam.''
BACA JUGA:Kenaikan Harga Beras dan Sembako, DKP Seluma Gelar Operasi Pasar
BACA JUGA:Memasuki Bulan Puasa, Harga Ayam Potong Masih Mahal
Kemudian, lanjutnya, untuk sampah anorganik seperti plastik dan bahan yang sulit terurai dengan tanah, itu bisa dijadikan bahan baku untuk bahan bakar atau bisa juga diambil dan diolah agar bernilai ekonomis.
''Saran saya untuk masyarakat, terkhusus Kota Bengkulu kedepannya bisa memilah antara sampah organik dan mana sampah anorganik,"ungkap Kusman.