Sistem Barcode BBM Bersubsidi Dinilai Tak Efektif, Justru Buka Celah Penyalahgunaan
Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda), Kurnia Lesani Adnan--
“Samsat di seluruh Indonesia sudah menggunakan sistem online. Cukup koneksikan saja sistemnya dengan SPBU. Operator bisa memeriksa status STNK kendaraan. Yang STNK mati, tidak berhak mendapat BBM bersubsidi,” paparnya.
Ia menjelaskan bahwa angkutan umum hanya mengambil porsi kecil dari total kendaraan bermotor di Indonesia. Dengan kata lain, penyediaan BBM bersubsidi untuk segmen ini dinilai lebih tepat sasaran dan hemat anggaran.
“Anggap saja angkutan umum nasional hanya 15 persen dari total kendaraan. Artinya, efisiensi subsidi bisa mencapai sekitar 85 persen. Itu angka yang sangat signifikan.”
Menurut Sani, kebijakan berbasis database kendaraan jauh lebih rasional dibanding sistem barcode yang masih menyisakan ruang penyimpangan dan masalah teknis. Dalam pandangannya, pemerintah tidak perlu membuat sistem berlapis dan rumit.
“Solusinya sederhana. Pertamina cukup terhubung dengan database Samsat online. Kendaraan angkutan umum yang bayar pajak, dapat haknya. Yang STNK-nya mati, tidak dapat. Selesai,” tegasnya.
Ia berharap masukan tersebut dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran, terukur, dan bebas dari peluang penyalahgunaan di lapangan.