Pulau Enggano Bersiap Jadi Lumbung Pangan, Pemprov Bengkulu Cetak Sawah 2.000 Hektare, Anggarkan Rp 78 Miliar

Pulau Enggano Bersiap Jadi Lumbung Pangan--
RADAR BENGKULU – Pulau Enggano, sebuah pulau terluar di Provinsi Bengkulu yang selama ini dikenal dengan pesona alamnya, sebentar lagi akan menjelma menjadi kawasan pertanian strategis nasional.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan merealisasikan program cetak sawah seluas 2.000 hektare di wilayah tersebut pekan depan.
Langkah ini merupakan bagian dari program strategis nasional untuk memperkuat swasembada pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
Program yang digadang-gadang sebagai salah satu proyek unggulan pemerintah pusat ini didukung dengan alokasi anggaran fantastis senilai Rp 78 miliar, yang digelontorkan secara bertahap melalui skema lintas kementerian dan lembaga. Dari total tersebut, Rp 25 miliar dialokasikan khusus untuk proyek cetak sawah di Pulau Enggano.
Gubernur Bengkulu, H. Helmi Hasan, SE, dalam pernyataannya menegaskan bahwa program ini harus mendapat dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah, sebagai bentuk sinergi antara pusat dan daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
BACA JUGA:10.419 Ton Beras SPHP Digelontorkan di Bengkulu, Bulog Pastikan Harga Stabil dan Pasokan Aman
BACA JUGA:Pengerukan Alur Pulau Baai Tahap II Dimulai, Target Kedalaman Capai 12 Meter
“Cetak sawah di Enggano ini bukan hanya soal menanam padi, tapi bagian dari strategi besar untuk memastikan rakyat kita tidak kekurangan pangan di masa depan. Pemerintah daerah harus mendukung sepenuhnya arah kebijakan pusat. Apalagi ini berkaitan langsung dengan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur Helmi.
Pulau Enggano yang selama ini lebih dikenal sebagai daerah dengan infrastruktur terbatas dan akses yang menantang, dinilai Gubernur Helmi memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor pertanian. Wilayah ini memiliki lahan tidur yang luas dan bisa dioptimalkan menjadi kawasan produktif.
“Enggano ini wilayah yang sangat cocok untuk pertanian skala besar. Dengan program cetak sawah ini, kita ingin mengangkat potensi lokal agar bisa memberi dampak langsung bagi masyarakat. Mereka tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan pangan sendiri, tapi juga punya peluang untuk menjual hasil panen ke luar pulau,” jelas Helmi.
Program cetak sawah ini akan melibatkan berbagai unsur, mulai dari Pemerintah Daerah, masyarakat lokal, hingga lembaga vertikal seperti TNI dan Polri. Keterlibatan unsur TNI dan Polri bukan tanpa alasan. Selain untuk mempercepat pembangunan fisik dan pengamanan wilayah perbatasan, mereka juga berperan dalam melakukan pendampingan teknis dan pengawasan lapangan.
Helmi Hasan menegaskan bahwa pelaksanaan program ini akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk akademisi, penyuluh pertanian, tokoh adat, dan lembaga swadaya masyarakat, demi menjamin keberlanjutan proyek.
Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat tergantung pada kerja sama yang solid di semua lini.
“Kita tidak ingin program ini berhenti di seremoni peluncuran saja. Saya sudah minta kepada OPD terkait agar benar-benar turun ke lapangan. Libatkan masyarakat, beri pelatihan, sediakan alat dan bibit yang dibutuhkan. Kita ingin hasilnya nyata dan berkelanjutan,” tegas Gubernur.