Harga Kopi di Kaur Mulai Anjlok di Angka Rp 58.000 Perkilogram

Harga Kopi di Kaur Mulai Anjlok di Angka Rp 58.000 Perkilogram--
RADAR BENGKULU,KAUR - Harga buah kopi kering di wilayah Kabupaten Kaur sudah mulai anjlok di petani sejak enam bulan terakhir mengalami penurunan harga perkilo Rp 1000 hingga Rp 1500 perkilogram setiap bulan, harga tertinggi awal tahun 2025 pernah mencapai Rp 74.000 perkilogram.
Salah satu pengepul besar biji kopi kering di Desa Linau Kecamatan Maje Kabupaten Kaur Luwi menjelaskan, di wilayah Kabupaten Kaur saat ini harga di petani Rp 58.000 perkilogram bulan sebelumnya pernah mengalami harga tertinggi Rp 74.000 perkilogram. Petani kopi di wilayah Kabupaten Kaur musim panen sudah mulai surut, sudah diujung musim. Tetapi buah biji kopi di Provinsi Lampung sudah memasuki musim panen, sehingga kualitas biji kopi kering di Kabupaten Kaur kalah kualitas.
"Kualitas biji kopi kering di Kabupaten Kaur kalah dibandingkan dengan biji kopi kering di Provinsi Lampung terutama kopi di Lampung Barat masuk kualitas terbaik, sehingga harga kopi di Kabupaten Kaur mengalami penurunan," jelas Luwi.
BACA JUGA:Desa Tanjung Aur Bentuk Koperasi Merah Putih untuk Bangkitkan Ekonomi di Desa
BACA JUGA:Pemda Kaur Terapkan Perda Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Kewajiban Baca Tulis Al-Quran Bagi Siswa
Dikatakan Luwi, harga kopi di wilayah Kabupaten Kaur kalah kualitas karena masih terdapat kulit, kurang bersih dan biji menghitam, karena di panen saat kopi belum tua atau di panen merah tua. Kualitas kopi seperti itu memang dari pengolahan petani, mau cepat panen dan dijual cepat. Selain cara pengolahan panen di petani, tentu cara pengolahan pasca panen sebelum di jual ke pengepul belum bisa bersih kulitnya.
"Kami berharap harga pengolahan kopi di petani untuk wilayah Kabupaten Kaur sedikit perlahan mengalami perbaikan kualitas, mulai dari panen buah yang matang dan tua, jangan panen buah yang belum matang, sehingga kualitas masuk yang terbaik. Selisih harga di Kabupaten Kaur dengan Provinsi Lampung bisa mencapai Rp 5000 perkilogram," ungkap Luwi.