Wapres Janji Minta Gubernur Turunkan Pajak Kendaraan, Mahasiswa Kecewa, Gubernur Menghilang Saat Didemo

Mahasiswa Kecewa, Gubernur Menghilang Saat Didemo--
RADAR BENGKULU – Aksi Demonstrasi Mahasiswa di depan Hotel Mercure Bengkulu, Selasa (27/5) lalu, merupakan tindak lanjut Demo aliansi mahasiswa Provinsi Bengkulu yang sebelumnya digelar di Depan Kantor Gubernur Bengkulu yang tidak dapat menemui Gubernur, bahkan tidak ada hasil kongkrit dari Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Akhirnya puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Provinsi Bengkulu itu menggelar aksi demonstrasi di lokasi tempat Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, menginap.
Mereka datang bukan sekadar berorasi. Ada aspirasi besar yang ingin mereka sampaikan langsung ke telinga sang Wapres. Karena, Pemerintah Provinsi Bengkulu dianggap tidak mampu menyelesaikannya. Seperti soal kelangkaan BBM, mahalnya opsen pajak, hingga persoalan lingkungan yang belum juga selesai di Provinsi Bengkulu.
“Kami awalnya ingin berdiskusi langsung dengan Wapres, menyampaikan keresahan masyarakat Bengkulu. Tapi sempat dihadang oleh aparat,” ungkap Ketua Umum HMI Cabang Bengkulu, Anjar Wahyu Wijaya.
BACA JUGA:Bahas Penguatan Sektor Perikanan, Bupati Temui Kementerian Kelautan
BACA JUGA:Hewan Kurban di Mukomuko Tahun 2025 Terdata 1.081 Ekor, Ada 3 Kecamatan di Atas 100 Ekor
Namun siapa sangka, Gibran justru menunjukkan sikap terbuka. Di tengah penjagaan yang padat agenda itu, ia meminta beberapa perwakilan mahasiswa naik ke ruang pertemuan untuk berdiskusi. Pertemuan berlangsung cukup lama dan diwarnai penyampaian kritik serta masukan keras dari mahasiswa.
Dalam dialog tersebut, mahasiswa membeberkan sederet masalah. Salah satunya, soal tingginya opsen pajak di Bengkulu yang dianggap tidak masuk akal jika dibandingkan dengan daya beli masyarakat. Wapres Gibran pun terkejut.
“Bapak Wapres cukup terkejut saat kami sampaikan angka-angka opsen pajak yang berlaku di Bengkulu. Begitu juga soal antrean BBM yang menyiksa warga. Beliau janji akan segera menghubungi Gubernur untuk mengevaluasi tingginya pajak. Sedangkan persoalan BBM seperti kita rasakan saat ini antrean sudah mulai terurai,” ujar Anjar.
Ditambahkan Anjar, sikap bertolak belakang dengan sikap Gebernur Bengkulu, dimana Gibran menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan masyarakat Bengkulu, terutama terkait antrean panjang di SPBU dan persoalan distribusi BBM yang tak kunjung beres. Ia menyebut masalah tersebut akan menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat.
Namun, ada satu hal yang membuat mahasiswa kecewa. ketidakhadiran Gubernur Bengkulu dalam forum dialog tersebut. Padahal, menurut mahasiswa, Gubernur adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap segala persoalan di daerah.
“Kami berdialog langsung dengan Wakil Presiden, tapi sayangnya, Gubernur Bengkulu tidak hadir. Padahal, beliau yang seharusnya menyambut dan mendengarkan kami,” kata Anjar.