BI & Petani Berhasil Terapkan Budidaya Padi Organik MA -11 di Mukomuko Hasil Panen Luar Biasa

Bank Indonesia memiliki misi menjaga stabilitas harga pangan-ist-

 

"4 bulan yang lalu kami kesini (Sumber Makmur) berbagai ilmu budidaya padi organik. Hari ini kesini lagi melihat hasil. Ini proses yang cepat," ungkap Nugroho. 

Dapat kami sampaikan, sambungnya, hasil pengubinan dalam 1 hektar lahan yang digarap secara organik dapat menghasilkan 13 ton gabah. Hasil tersebut masih diatas budidaya yang menggunakan pupuk dan bahan kimia.

"Anggap saja eror pengubinan 2 ton jadi perkiraan hasilnya 11 ton, kurangi lagi deh 1 ton, jadi 10 ton, masih juga diatas penggunaan pupuk kimia," ujarnya. 

Kunci keberhasilan itu, tidak serta merta. Tentulah harus dilakukan dengan metode organik yang terukur dan memenuhi standar. 

"Teknologi MA-11 yang kami buat, penerapan  pertanian organik bisa cepat dan terukur," sampainya. 

Pertanian organik saat sekarang ini menjadi solusi bagi petani dalam menghadapi kelangkaan pupuk, kondisi cuaca ekstrim seperti el-nino. Kelangkaan pupuk dan cuaca ekstrem tentu bisa menjadi penyebab inflasi pangan jika tidak disikapi dengan benar. 

"Saya dapat informasi, bahan pupuk kimia yang umumnya bersumber dari Rusia itu sudah sangat sedikit. Hanya untuk pupuk premium. Belum lagi ancaman El-nino yang hasil analisa tahun ini bisa lebih panjang dari tahun kemarin. Kita petani harus melakukan inovasi. Salah satu solusi yaitu pertanian organik," demikian Nugroho. 

Sementara itu, Deputi BI Perwakilan BI, Provinsi Bengkulu, Dita Aditia Nugraha menuturkan, Bank Indonesia terus berupaya mendorong praktisi melakukan inovasi bidang pertanian. Salah satunya padi total organik. 

Sebab itulah, BI memilih petani Sumber Makmur SP8 di Kabupaten Mukomuko untuk menerapkan budidaya padi total organik. Sawah dijadikan Demplot budidaya padi organik. 

"Demplot sendiri bertujuan sebagai penyuluhan. Jika hasil positif, maka dikemudian hari petani lain bisa mengikuti metode budidaya yang telah diterapkan di Demplot," papar Adit.

BI memilih Kecamatan Lubuk Pinang sebagai salah satu Demplot budidaya padi total organik, karena wilayah ini memiliki potensi yang cukup besar sebagai daerah produksi padi. 

Apalagi, persawahan di daerah ini, sudah didukung infrastruktur Bendung Manjuto disertai jaringan irigasi yang memadai. 

BI mensupport petani membudidayakan padi dengan metode total organik tidak lain agar petani siap menjawab tantangan kedepan. Pertama, kelangkaan pupuk, kemudian kondisi cuaca. Selain itu pertanian organik menghasilkan padi atau beras yang  lebih sehat. Kemudian penerapan organik lebih ramah lingkungan, mengurangi residu pupuk kimia yang dapat menyebabkan degradasi lahan. 

BACA JUGA:Ini Langkah Gubernur Bengkulu Atasi Tingginya Kerusakan Hutan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan