Teuku Klarifikasi Soal Ucapan Take Down Media: Bukan Ancaman, Tapi Ajakan untuk Luruskan Pemberitaan

Teuku Zulkarnain Klarifikasi Soal Ucapan Take Down Media--
RADAR BENGKULU — Pernyataan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan yang sempat menyinggung soal "take down media" belakangan ramai diperbincangkan. Bahkan menimbulkan tafsir seolah-olah ada ancaman terhadap kebebasan pers.
Namun Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi PAN, Teuku Zulkarnain, angkat suara dan menegaskan bahwa ucapan tersebut telah disalahartikan.
Menurut Teuku, pernyataan Gubernur Helmi Hasan bukanlah sebuah bentuk intimidasi atau serangan terhadap media, melainkan sebuah respon atas narasi-narasi keliru yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya terkait isu kenaikan pajak kendaraan bermotor.
“Pak Helmi itu dua periode jadi Walikota dan sekarang jadi Gubernur. Hubungan beliau dengan media sangat baik. Selama ini, beliau selalu menganggap media sebagai teman, saudara, bahkan mitra,” ujar Teuku saat ditemui di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Jumat (16/5).
BACA JUGA:Apresiasi Nasabah Loyal, BRI Serahkan Hadiah BRImo FSTVL 2024 kepada Para Pemenang
BACA JUGA:Seleksi PPPK Tahap II Bengkulu Rampung, 14 Peserta Gugur
Teuku menjelaskan, konteks pernyataan "take down" yang disampaikan Gubernur muncul sebagai bentuk kekhawatiran atas berita yang bisa menyesatkan atau membentuk opini keliru di tengah masyarakat.
Salah satunya, lanjut Teuku, adalah anggapan bahwa Helmi Hasan-lah yang menaikkan opsen pajak kendaraan, padahal keputusan tersebut berasal dari pemerintah pusat.
“Pernyataan itu lebih kepada seruan agar media menyajikan informasi yang benar dan lurus. Bukan untuk menyudutkan atau menyensor media,” tegasnya.
Ia mencontohkan bahwa masyarakat kadang menganggap semua yang disampaikan media adalah fakta yang tak terbantahkan. Padahal, jika tidak diklarifikasi, informasi yang belum akurat bisa menciptakan persepsi negatif yang keliru.
“Ini yang kemudian jadi kekhawatiran Pak Helmi. Beliau ingin agar pemberitaan media bisa mencerahkan dan mengedukasi publik, bukan malah menyesatkan atau membentuk framing yang salah,” sambungnya.
Terkait kritik, Teuku menyatakan bahwa Gubernur Helmi Hasan sangat terbuka terhadap masukan dan saran dari masyarakat maupun media. Namun, ia mengingatkan bahwa kritik tetap harus disampaikan dalam koridor jurnalistik yang sehat.
“Silahkan kritik, beri saran. Tapi jangan sampai membentuk freming untuk melakukan serangan-serangan. Ini yang beliau sesalkan. Ini lah yang akhirnya muncul ucapan take down itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Teuku meyakini bahwa tidak akan ada satu pun media yang akan benar-benar “di-take down” oleh Gubernur Helmi Hasan. Ia mengajak semua pihak, termasuk jurnalis, untuk memahami substansi dari maksud pernyataan tersebut.