Helmi Hasan Ingin Ubah Tahura Jadi Pusat Edukasi, Konservasi, hingga Ketahanan Pangan

Helmi Hasan Ingin Ubah Tahura Jadi Pusat Edukasi, Konservasi, hingga Ketahanan Pangan--
RADAR BENGKULU – Taman Hutan Raya (Tahura) Rajolelo di Kecamatan Pondok Kubang, Bengkulu Tengah kini tengah bersolek.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, turun langsung meninjau kawasan hijau seluas 1.122 hektare itu, Senin (5/5), dan menegaskan niatnya: menjadikan Tahura bukan sekadar kawasan konservasi, tapi juga pusat edukasi, wisata alam, dan bahkan lumbung ketahanan pangan.
Namun, ambisi besar itu tak serta-merta bisa direalisasikan. Masalah klasik kembali mengadang: lahan dikuasai oleh segelintir pihak. Gubernur pun menyebutnya dengan nada sindiran.
"Ada mantan pejabat, mantan dosen, dan mantan-mantan lainnya yang masih menguasai lahan. Ini jelas jadi ganjalan," kata Helmi saat memimpin rapat koordinasi di lokasi.
Langkah awal yang ditempuh Pemprov adalah melakukan pendataan menyeluruh terhadap pihak-pihak yang menguasai lahan secara tidak sah. Untuk itu, Badan Pertanahan Nasional (BPN) pun bakal dilibatkan guna mengurai simpul sengketa yang sudah mengakar sejak lama.
BACA JUGA:Warga Mengeluh, Penyeberangan ke Pulau Enggano Lumpuh Lagi
BACA JUGA:Dukung IPPA Fest 2025, BRI Kuatkan Peran Pemberdayaan Warga Binaan
“Kita ingin penyelesaian yang baik-baik. Undang mereka, ajak bicara. Ini demi kepentingan rakyat banyak, bukan segelintir orang,” tegas Helmi.
Gubernur menilai, Tahura Rajolelo punya posisi strategis, bukan hanya dari sisi konservasi alam. Dengan penataan yang benar, kawasan ini bisa dijadikan sarana pendidikan lingkungan bagi pelajar dan mahasiswa, objek wisata berbasis alam yang berkelanjutan, hingga kawasan pertanian dan peternakan terpadu.
“Kenapa tidak.? Masa pemerintah daerah tidak bisa punya peternakan ayam sendiri, sawah sendiri? Di tempat seluas ini, semua itu bisa,” ujar Helmi.
Menurut Helmi, Tahura Rajolelo bisa menjadi prototipe pengelolaan hutan raya modern. Tidak hanya melestarikan ekosistem, tapi juga memberi manfaat ekonomi, sosial, dan edukatif bagi masyarakat Bengkulu.
Ia pun mewacanakan pembentukan tim lintas sektor yang akan menyusun rencana strategis pengelolaan Tahura ke depan. Tim ini nantinya akan melibatkan Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, BPN, hingga akademisi.
“Jangan sampai hutan ini hanya jadi tempat tidur-tiduran monyet dan burung. Kita jaga alamnya, tapi juga maksimalkan manfaatnya bagi masyarakat,” tambah Helmi.
Tak hanya itu, Gubernur juga menginginkan agar pengembangan Tahura Rajolelo nantinya dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan. Konsep eco-tourism atau wisata berwawasan ekologi dinilai sejalan dengan karakteristik kawasan yang dipenuhi aneka flora dan fauna khas Sumatera.