Rugi Besar, Peternak Benteng Jual Kerbau Akibat Kena Wabah Ngorok

Rugi Besar, Peternak Benteng Jual Kerbau Akibat Kena Wabah Ngorok--

RADAR BENGKULU, BENTENG - Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau sapi ngorok yang menyerang ternak kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) membuat masyarakat rugi besar. 

Apalagi sebentar lagi perayaan Idul Adul 1446 Hijriah, kerbau yang biasa dijual untuk kebutuhan hari raya kurban itu dengan harga mahal, kini masyarakat hanya menjual kerbau dengan harga murah ke toke karena ternak sudah terpapar ngorok. 

Ada sejumlah kecamatan yang terdeteksi penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau sapi ngorok di Kabupaten Benteng. Yaitu, Kecamatan Karang Tinggi dan Kecamatan Taba Penanjung.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Benteng, Helmi Yuliandri mengatakan, terkait temuan kerbau mati di Benteng pihaknya sudah mendapat laporan. Dimana tim sudah turun ke lokasi ternak yang terpapar penyakit sapi ngorok. 

"Hasil sementara, dari investigasi tim lokasi ditemukan sejumlah kerbau mati, dan banyak juga dijual dan dilakukan potong paksa oleh masyarakat," terangnya.

BACA JUGA:Harga Sawit Mulai Sedikit Membaik, Pemprov Diminta Terus Intervensi

BACA JUGA:Gunakan Batik Sungai Lemau, Pelepasan Keberangkatan 88 Jamaah Calon Haji Benteng Penuh Haru

Ia menyampaikan, atas kasus ini masyarakat di Benteng yang dirugikan. Pasalnya, mereka harus menjual kerbau dengan harga murah ke toke karena terpaksa . 

"Kita kasihan juga lihat masyarakat yang menjual kerbaunya dengan terpaksa karena kena penyakit ngorok. Itu masyarakat jual kerbaunya jauh di bawah harga normal karena kena penyakit ngorok. Padahal kalau harga normal antara Rp 16- Rp 20 juta per ekor," ungkapnya. 

"Tapi karena masyarakat takut daripada kerbaunya mati, ya terpaksa dijual dengan harga murah," tambahnya. 

Atas kejadian itu, lanjutnya, pihaknya sudah menurunkan tim untuk memutus penularan penyakit ngorok yang menyerang kerbau masyarakat. 

"Selain pemberian vaksin pengobatan, kami juga meminta agar peternak mengandangkan kerbaunya untuk sementara waktu. Karena, penyebaran penyakit ngorok ini terjadi karena pola peternakan yang melepasliarkan hewan ternak, sehingga penyakit bisa menular lewat kubangan," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan