80 Nelayan Mukomuko Dilatih Memodifikasi Pukat Harimau

Nelayan melaut--

RADAR BENGKULU, MUKOMUKO - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Eddy Apriyanto, SP., M.Si menyatakan, pada tahun 2025 ini ada sekitar 80 orang nelayan di daerah ini akan dilatih memodifikasi alat tangkap ikan berupa trawl alias pukat harimau menjadi alat tangkap ramah lingkungan.

Kata Eddy, nelayan, termasuk nelayan Mukomuko sudah harus memikirkan aspek keberlanjutan. Tidak hanya mengutamakan aspek hasil tangkapan yang melimpah.

Untuk itulah, penggunaan alat tangkap ikan yang ramah menjadi salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan mata pencarian nelayan di daerah ini.

"Kita bersyukur, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat terus memprogramkan pelatihan modifikasi trawl menjadi alat tangkap ramah lingkungan," ujar Eddy.

Ia mengatakan, meski ada efisiensi anggaran, program pelatihan modifikasi pukat harimau yang sebelumnya merusak lingkungan menjadi alat ramah lingkungan laut masih bisa tetap dilaksanakan.

BACA JUGA:Dinkes Mukomuko Lakukan Deteksi Dini HIV

BACA JUGA:Mukomuko Adakan Lomba Video Konten Literasi, Total Hadiah Rp 13 Juta

Kadis mengatakan, yang melaksanakan kegiatan tersebut yaitu Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kegiatan pelatihan modifikasi alat tangkap tahun ini tetap berjalan. Pihak BBPI Semarang mengirim tenaga pelatihnya ke Mukomuko. Mereka (BBPI) ada anggaran untuk pelatihan," terang Eddy.

Ditambahkannya, 80 nelayan yang akan mengikuti pelatihan modifikasi trawl itu berasal dari nelayan wilayah Kecamatan Teramang Jaya dan Kecamatan Kota Mukomuko. Sebab, nelayan di dua wilayah kecamatan itu masih banyak yang  menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan di laut.

"Sasaran pelatihan ini tentu nelayan yang masih banyak menggunakan trawl yang belum ramah lingkungan," sebut Kadis.

Dijelaskannya ringkas, modifikasi pukat harimau ini diantaranya dilakukan pada bagian rantai kejut. Trawl yang ramah rantai kejut diganti dengan timah.

Kemudian kantong trawl yang selama ini berbentuk ketupat, diganti berbentuk kotak. Selain itu juga ukuran yang satu inci dimodif menjadi dua inci.

"Ukuran diperbesar menjadi dua inci, dan kantong dibuat kotak, itu agar ikan yang masih berukuran kecil bisa lolos. Sehingga bisa hidup dan besar untuk tangkapan selanjutnya. Itulah namanya berkelanjutan demi keberlangsungan masa depan anak cucu kita," pungkas Eddy.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan