Keutaaman Puasa Enam hari Bulan Syawal, Salah Satunya Menjauhkan diri dari Sifat Lalai

Keutaaman puasa enam hari bulan syawal, salah satunya menjauhkan diri dari sifat lalai-poto ilustrasi-
Ia bukan hanya perpanjangan semangat bulan puasa, tetapi juga menandakan bahwa ibadah yang dilakukan tidak bersifat sementara.
Waktu pelaksanaan puasa Syawal bersifat fleksibel. Dimulai pada 2 Syawal, meskipun lebih baik dilakukan secara berurutan, puasa ini dapat dilaksanakan kapan saja sepanjang bulan Syawal masih ada.
Pada tahun 2025, 2 Syawal akan terjadi pada hari Selasa, 1 April. Dengan kata lain, umat Islam dapat mulai melaksanakan puasa Syawal pada hari itu, dengan periode hingga akhir bulan Syawal, yang diperkirakan berakhir pada 28 April 2025.
Mengutip dari sumber jurnas.com, Para ulama, seperti Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, menyatakan bahwa puasa ini tetap diterima meskipun dilaksanakan secara terpisah, asalkan masih dalam bulan Syawal.
Banyak orang memilih untuk melaksanakannya pada hari Senin dan Kamis, sambil mendapatkan pahala dari dua amalan sunnah sekaligus.
Merujuk pada situs Kemenag dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, hal ini juga diperbolehkan.
Dalam buku I’anatut Thalibin, Syaikh Abu Bakar Syatha menyatakan bahwa apabila dua ibadah sunnah bertumpuk dalam satu hari contohnya puasa Arafah yang terjadi pada hari Senin maka diperbolehkan untuk menggabungkan niat keduanya.
Dengan kata lain, individu tetap memperoleh pahala dari kedua ibadah itu.