Kunci Hidup Bahagia

Prof. Dr. H. Hery Noer Aly, MA--
Khatib : Prof. Dr. H. Hery Noer Aly, MA
Disampaikan di : Masjid Raya Baitul Izzah, Jalan Raya Pembangunan Kelurahan Padang Harapan, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah
Kehidupan yang didambakan setiap manusia pada hakikatnya adalah kehidupan yang baik (hayatan thayyibah atau hayatan hasanah). Yaitu hidup yang tenang, tenteram, aman, nyaman, penuh kedamaian; tidak ada kecemasan, kekhawatiran, kegelisahan.
Secara ringkas, semua kondisi itu kita sebut dengan hidup bahagia. Semuanya bersumber pada kondisi batin-rohani; bukan pada tercapainya kesenangan, kepuasan, yang dorongannya adalah hawa nafsu.
Allah Ta’ala, Pencipta Yang Mahatahu tentang kebutuhan hakiki makhluk-Nya, telah memberikan kunci untuk membuka pintu kebahagiaan itu. Yaitu iman dan amal saleh. Sebagaimana disampaikan di dalam firman-Nya yang artinya:
''Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.'' (Q.s. al-Nahl, 97)
Namun, dalam beriman dan beramal seseorang seringkali menghadapi banyak gangguan. Sehingga, jika tidak mempunyai ketahanan iman, dia akan mudah terjerumus dalam hal-hal yang dibenci. Bahkan dimurkai oleh Allah.
Rasulullah Saw telah memperingatkan kemungkinan terjadinya kondisi seperti ini. Beliau bersabda yang artinya:
''Seseorang tidak akan mencuri ketika dia beriman; seseorang tidak akan berzina ketika dia beriman; dan seseorang tidak akan meminum khamr ketika dia beriman. Demi Tuhan Yang nyawa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seseorang akan merampas hak orang lain yang membuat mata kaum mukminin terbelalak melihatnya ketika dia beriman, dan tidak pula seseorang akan berkhianat-menipu ketika dia beriman.'' (Mushannaf Abdur Razzaq)
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah
Agar iman tetap kokoh, Allah memberikan dorongan untuk tetap beristiqamah, berkomitmen, berintegritas. Kepada orang yang demikian Allah menjamin akan menurunkan para malaikat dengan rahmat dan inayah-Nya, sehingga tidak akan ada kekhawatiran dan kesedihan padanya, karena qalbunya telah mantap dengan pilihan jalan hidupnya yang diridoi oleh Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Q.s. Fushshilat, 30)
Orang yang beristiqamah pada kebenaran akan mendapatkan kebahagiaannya, tidak akan mudah terombang-ambing yang akan membuatnya berada dalam kebingungan dan kegelisahan.
Tinggal lagi tugas selanjutnya ialah mencari tahu mana yang diridoi oleh Allah dan mana yang dibenci dan dimurkainya. Ini bukan hal yang mudah. Seringkali yang bernilai buruk dipandang baik; dan sebaliknya, yang baik dipandang buruk. Seringkali kebenaran dipandang kebohongan; dan kebohongan dipandang kebenaran. Penyebabnya, boleh jadi karena kurang cermat dalam menilai; boleh jadi pula ada pihak-pihak yang memang sengaja mengaburkan nilai. Mereka yang di dalam hadis disebut dengan unasu su’in katsirin (Riwayat Imam Malik).