Ini Langkah yang Dilakukan Mencegah Serta Mendeteksi Konflik Keagamaan

Ini Langkah yang Dilakukan Mencegah Serta Mendeteksi Konflik Keagamaan-Fahmi/RADAR BENGKULU-
RADAR BENGKULU, MANNA - Ada beberapa langkah kongkrit yang harus dilakukan,untuk mencegah serta mendeteksi konflik keagamaan yang bakal terjadi.
Hal ini harus dilakukan oleh semua lapisan agama secara bersama dengan cara,pertama menumbuhkan rasa sikaf toleransi dan saling menghargai baik itu interen agama,interen pemeluk agama,dan antar pemeluk agama,seperti misalnya ada Ormas Islam yang berkembang ditengah masyarakat NU dan Muhammadiyah harus saling menghargai dan lainnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkulu Selatan, H. Irawadi,. S.Ag. MH, menyampaikan semuanya harus memegang erat rasa toleransi kalau NU yang menjadi imam waktu salat Subuh dan makmunya ada yang Muhammadiyah maka harus menghargai dan ikut mengaminkan doa qunutnya.Kalaupun ada kegiatan adat istiadat pada saat akad nikah harus menggunakan kain sarung maka lakukanlah artinya sudah menghormati norma masyarakat.
"Selanjutnya kita harus mampu menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau perseorangan.Selain untuk mendeteksi dan mencegah konflik keagamaan ini kita harus menghilangkan Supremasi golongan yang artinya merujuk pada upaya memaksakan suatu golongan untuk tunduk pada golongan lain. Hal itu tidak boleh,"papar Irawadi diruangnnya Jum'at (14/03).
BACA JUGA:Dinkes BS Ikuti Sosialisasi Tentang Implementasi Coretax
BACA JUGA:Pelaksanaan PSU Pilbup Bengkulu Selatan, DPT Tidak Berubah Meskipun Cukup Umur
Kemudian menumbuhkan sikap empati kepada orang lain,yang mana sikaf ini sudah memudar dalam diri, seolah - olah tidak merasakan penderita ataupun kesusahan orang disekitar. Hal ini harus tetap ditumbuhkan didalam jiwa sehingga konflik keagamaan bisa dicegah.
Makanya kegiatan kegiatan deteksi dan pencegahan konflik keagamaan ini dilakukan dibulan Ramadhan. Untuk menumbuhkan rasa impati antar umat,yang mana pada saat itu umut Islam sedang melakukan ibadah puasa tidak makan dan minum,dengan adanya kegiatan yang dilakukan dengan mengundang agama lain rasa empati dan menghargai itu tumbuh didalam hati.
"Kemudian dalam program Kementerian agama itu ada program modernisasi beragama.Salah satunya adalah menghidupkan kearifan lokal mengikut pelestarian budaya,sehingga dalam suatu kearifan lokal yang ada umat beragama bisa bersatu untuk pelestariannya,"pungkas Irawadi.