Setiap Makluk Hidup akan Mati,Bagaimana Cara Malaikat Mencabut Nyawa Manusia

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ ٦١ ثُمَّ رُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّۗ اَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ اَسْرَعُ الْحٰسِبِيْنَ ٦٢

 

Artinya: "Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya. Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) hanya milik-Nya, Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat."

 

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menceritakan kisah dari khabar yang masyhur di Kitab Al-Arba'in bahwa Malaikat Maut akan menanti ajal manusia di depan pintu-pintu rumahnya. Malaikat pencabut nyawa ini akan berdiri sebanyak lima kali sehari di depan rumah.

 

Disebutkan dalam buku Dialog Malaikat Maut dengan Para Nabi AS karya Musthafa Murad, ada sebuah riwayat yang menceritakan dialog antara Nabi Ibrahim AS dan Malaikat Maut berkaitan dengan cara Malaikat Maut dalam mencabut nyawa di berbagai tempat dalam satu waktu.

 

Asy'ats bin Aslam menceritakan bahwa Ibrahim AS pernah bertanya kepada Malaikat Maut, dia berkata,

 

"Wahai Malaikat Maut, apa yang kau lakukan (jika yang kau cabut) adalah satu nyawa di timur dan satu nyawa di barat, juga ketika ada suatu malapetaka di bumi, juga ketika ada pertempuran antara dua pihak, bagaimana engkau melakukannya?"

 

Malaikat Maut menjawab, "Aku memanggil nyawa atas seizin Allah, sehingga nyawa-nyawa itu ada di antara kedua jariku ini."

 

Terkait hal itu, Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dalam At-Tahrir Al Murassakh, bumi juga dibentangkan baginya. Kemudian dibiarkan layaknya nampan yang darinya Malaikat Maut dapat mengambil apa saja yang dia mau.